Priben Jeh, Selain PKL, Kawasan Bima Juga Dipenuhi Sampah

Priben Jeh, Selain PKL, Kawasan Bima Juga Dipenuhi Sampah

CIREBON-Ledakan volume sampah di kawasan Bima menjadi masalah serius bagi warga setempat. Bukan hanya jalanan yang penuh sampah bekas pengunjung dan pedagang. Tumpukan sampah belakangan ini juga kerap terlihat di TPSS Bima. Warga Perumahan Bima, Abas (40) mengatakan, sampah-sampah tersebut cukup mengganggu. Apalagi saat musim angin seperti sekarang ini. Menurut Abas, tumpukan sampah di TPSS berasal dari wilayah Kabupaten Cirebon yang kembali membuang sampah di wilayah kota. Alhasil, TPS Bima kelebihan muatan. Padahal pengangkutan sampah dilakukan dua kali dalam sehari. \"Yang buang dari mana-mana,” katanya. Ia juga membenarkan, TPSS Bima kelebihan kapasitas imbas dari penutupan TPSS Bima di RW 06 yang dikelola DLH Kabupaten Cirebon. DLH Kota Cirebon memang memberikan kebijakan untuk tetap memperbolehkan warga di perumahan sekitar Stadion Bima menggunakan TPSS Bima. Syaratnya mereka adalah pelanggan PDAM. Masalahnya, sekarang yang memanfaatkan TPSS Bima tidak terkendali. Mereka yang bukan pelanggan PDAM juga ikut-ikutan. Ketua RW 10 Yudhasari Komplek PDK, Karim juga mengeluhkan kondisi TPSS Bima. Lokasi TPSS itu persis di tikungan menjelang akses masuk ke kawasan perumahan. \"Secara langsung merasa terganggu, karena berpengaruh juga terhadap lingkungan terutama RW 10 Yudhasari,” ungkapnya. Dia berharap kondisi ini segera ditangani. Apalagi dekat TPSS itu ada Selter PKL Bima. Kemudian ada Kampus II Fakultas Kedokteran Unswagati, perkantoran dan sarana olahraga yang selalu ramai. Terkait sampah yang menumpuk di areal stadion, DLH juga sudah berupaya melakukan pembersihan. Namun petugas ini hanya sanggup meng-cover area akses masuk dan jalan utama Stadion Bima. DLH bukan tidak mengupayakan menempatkan petugas. Tapi pengangkutan sampah juga tidak bisa sembarangan. Masalah kewenangan lagi-lagi jadi penghalang. Status Stadion Bima Utama yang baru pinjam pakai dari Kementerian Keuangan, tidak memungkinkan DLH mengambil alih dalam pengelolaan sampahnya. Kondisi ini diperparah minimnya kesadaran warga dan pedagang dalam pengendalian sampah. Banyak warga yang berolahraga membuang sampah sembarangan. Sampah yang berserakan di Stadion Bima juga tidak lepas dari jumlah tempat sampah yang sangat minim. Dengan luas area mencapai 16 hektare, hanya tersedia 16 tempat sampah. Kebanyakan lokasinya berjauhan. Salah seorang pedagang, Masiri (67) mengaku mengelola sampah sendiri. Setiap harinya ia menyapu lahan yang digunakan untuk berjualan. Sore harinya, sampah yang sudah dikumpulkan langsung dibakar. Cara ini lazim dipakai para PKL di sana. \"Tempat sampahnya juga yang di sini kurang. Jadi buangnya pada sembarang,\" jelasnya. (gus/myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: