Tiongkok Tak Bosan Lancarkan Protes Keras

Tiongkok Tak Bosan Lancarkan Protes Keras

Buntut Penahanan Nelayan oleh Otoritas Jepang BEIJING - Sepekan terakhir, hubungan Tiongkok-Jepang menegang. Penyebabnya adalah insiden kecil yang melibatkan kapal ikan Tiongkok dan dua kapal patroli Jepang pada 7 September lalu di Laut China Timur, dekat Kepulauan Diaoyu Senkaku yang diperebutkan dua negara. Sampai sekarang, Jepang masih menahan sang kapten. Selasa malam waktu setempat (14/9), untuk yang keenam, Beijing kembali memanggil Duta Besar Jepang untuk Tiongkok Uichiro Niwa. Dalam kesempatan itu, lagi-lagi, Wakil Menteri Luar Negeri Liu Zhenmin menyampaikan protes langsung atas penangkapan kapten kapal ikan Tiongkok pasca tabrakan. Beijing menegaskan bahwa penangkapan dan penahanan nakhoda kapal tersebut melanggar hukum. “Kami mendesak pemerintah Jepang untuk segera membebaskan dan memulangkan kapten kapal ikan Tiongkok,” kata Liu dalam pernyataan resmi yang diunggah pada situs Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Tiongkok, seperti dilansir Agence France-Presse kemarin (15/9). Sebelumnya, Beijing sudah lima kali mendesak Tokyo lewat Niwa untuk melepaskan Kapten Zhan Qixiong. Tapi, Tokyo tidak kunjung merespons permintaan Beijing itu. Buktinya, sampai kemarin, pemerintahan Perdana Menteri (PM) Naoto Kan masih belum mengambil sikap. Karena itu, Beijing berniat terus meningkatkan desakan mereka ke Tokyo sampai Zhan dibebaskan. Beijing yakin, sang nakhoda tidak bersalah karena tidak sengaja menyerempet dua kapal Jepang yang sedang berpatroli. Sebaliknya, Tokyo yakin Zhan sengaja menabrakkan kapalnya ke dua kapal patroli yang sedang melintas di wilayah sengketa tersebut. Karena itu, mereka menahan dia untuk keperluan penyelidikan. Dalam waktu dekat, sang nakhoda bakal diadili. Jika terbukti bersalah, dia akan dijebloskan ke dalam penjara. Sedangkan 14 awak dan kapal ikan yang dikendalikan Zhan tersebut sudah dikembalikan ke Tiongkok. Insiden kecil di wilayah sengketa itu mengakibatkan Beijing menunda perundingan penting dengan Tokyo. Sedianya, dua negara bertetangga tersebut akan membahas eksplorasi energi bersama di Laut China Timur. Selain itu, Beijing juga membatalkan rencana kunjungan resmi beberapa politisi senior ke Jepang dalam waktu dekat. Sabtu nanti, sejumlah aktivis  menggelar protes anti-Jepang di ibu kota. Terkait dengan perubahan agenda tersebut, terutama penundaan perundingan eksplorasi energi, Tokyo bereaksi. “Kami sangat menyesalkan keputusan Beijing itu,” lapor harian Asahi Shimbun mengutip seorang pejabat Tokyo. Kemarin, saat menghadap Liu, Niwa meminta Beijing tetap melanjutkan rencana perundingan. Sebab, eksplorasi tersebut sangat penting bagi Tokyo. Kepulauan Diaoyu Senkaku (Tiongkok menyebut Diaoyu, Jepang menyebut Senkaku) yang terletak di Laut China Timur memang menawan. Selain kaya ikan, di pulau sengketa itu tersimpan kandungan gas alam dan minyak bumi yang cukup banyak. Karena itulah, Tiongkok dan Jepang sama-sama menginginkan kepulauan yang terletak di deretan yang sama dengan Pulau Taiwan tersebut. (hep/c3/dos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: