Ayo Persib… Setengah Musim Lagi!

Ayo Persib… Setengah Musim Lagi!

SURABAYA – Kalau boleh barasumsi sendiri, permainan Persib Bandung saat melawan Persebaya Surabaya tadi malam, adalah yang paling spartan. Ya, para pemain Maung Bandung berlari sepanjang laga, tanpa ada trik, hentian, atau problem adu mulut dengan pemain lawan. Ini mungkin pertanda bahwa Persib tak mau dianggap tim jago kandang. Kemenangan 4-3 atas tuan rumah di di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, jadi bukti kalau mereka calon tim juara Liga-1 Indonesia musim ini. Penampilan impresif Persib membuat mereka memimpin klasemen sementara dengan 29 poin, menggeser Barito Putera (28 poin). Pelatih Persib, Mario Gomez, semringah dengan kinerja apik yang ditunjukkan anak asuhnya. Sebab, di babak kedua, laga berjalan seperti roller coaster yang menegangkan. Persebaya nyaris bisa mengejar ketertinggalan meski akhirnya takluk dengan skor tipis 3-4. Gomez mengaku ada kesalahan yang membuat kemenangan margin lebar, harus menguap menjadi satu gol. “Persebaya main luar biasa. Pendukung setia mereka menjadi biang comeback mereka. Tapi, para pemain kami lebih waspada,” kata Gomez. “Kemenangan di Surabaya tidak mudah. Tapi kami bisa mewujudkannya. Ini poin penting kami,” tukasnya. Persib harus mempertahankan posisinya setengah musim lagi menuju gelar juara Liga-1 musim ini. Di sisi lain, Pelatih Persebaya, Angel Alfredo Vera harus melindungi kepalanya tatkala berjalan menuju lorong ruang ganti. Tactician asal Argentina itu bukan hanya dicaci-maki, melainkan juga dilempari botol air mineral oleh penonton di tribun VIP. Bonek kecewa berat. Ini menjadi kekalahan kedua di kandang setelah sebelumnya kalah oleh Barito Putera 1-2 (22/4). Juga, menjadi kekalahan kedua beruntun di Liga-1 setelah sebelumnya takluk oleh tuan rumah PSIS Semarang 0-1 (22/7). Lebih dulu menekan dengan dua serangan yang berhasil dipatahkan tamunya, Persebaya malah kebobolan pada menit kelima melalui tandukan kapten Supardi Nasir. Meski kebobolan lebih dulu, Bonek masih bersabar dan memberikan dukungan. Begitu Supardi kembali menjebol gawang Miswar Saputra pada menit ke-22, Bonek mulai gerah. Yel-yel kekecawaan mulai digemakan. Semenit berselang, setelah kebobolan gol kedua, tampak flare dinyalakan di tribun bagian utara. Flare menyala, Bonek bersorak. Alfredo mulai nampak tidak tenang. Dia terus berteriak dari tepi lapangan. Manajer Chairul ”Abud” Basalamah juga melakukan hal serupa. Pada menit ke-35, kemarahan Bonek semakin memuncak. Teriakan ”AV out” menggema dari tribun utara dan diikuti penonton dari tribun lainnya. Tak berhenti di situ. Mereka kemudian berlanjut dengan teriakan ”Abud out.” Meski tertinggal dua gol, setelah jeda babak pertama belum ada pergantian pemain. Gaya bermain Persebaya pun tak berubah hingga kemudian kembali kebobolan oleh gol Ghozali Siregar (53\'). Kebobolan yang membuat Bonek semakin muntab. Flare kembali dinyalakan di tribun utara dan selatan. Bahkan, sempat terjadi aksi pembakaran. Tercatat, ada 16 titik api di tribun yang dipadati 50 ribu penonton. Rinciannya, ada empat titik api di tribun utara, adapun tribun selatan dan timur masing-masing memiliki enam titik api. Setelah itu, saking kesalnya, Bonek bahkan berbalik mendukung Persib dengan beragam chant. Setelah tertinggal tiga gol, pergantian baru dilakukan dengan memasukkan Roberto Pugliara dan menarik Rendy Irwan (55\'). Hasilnya, tokcer. Pugliara mengirim dua assist untuk gol Riky Kayame (57\') dan Fandi Eko Utomo (64). Skor pun jadi 2-3 dan Bonek lebih tenang. Lalu, Ghozali kembali mencetak gol (81\') sebelum diperkecil David da Silva (88\'). ”Saya lihat dia (Pugliara) kelelahan dalam dua laga terakhir. Makanya, saya pikir dia bisa main di babak kedua,” jelas Alfredo terkait keputusan mencadangkan Pugliara. Setelah pertandingan bubar dengan kekalahan 3-4, teriakan pecat Alfredo dari tribun terdengar semakin nyaring. Bonek bahkan menolak menyanyikan Song for Pride yang selama ini jadi tradisi setelah pertandingan. ”Saya yang tanggung jawab atas tim ini. Saya masih punya kontrak (dengan Persebaya). Tapi, semua (penilaian kinerja) saya serahkan kepada manajer dan presiden. Ini sudah biasa dalam sepak bola. Kadang kami kalah, kadang menang,” tambah pelatih 45 tahun itu. (gus/ham)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: