Hari Ini, Rumah Aso Dibongkar
KUNINGAN - Meski pemerintah desa (pemdes) memiliki anggaran cukup besar dalam pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat, nyatanya masih banyak rumah tidak layak huni (rutilahu) yang tidak tersentuh. Seperti rumah Aso (51) di RT 3/2 Dusun Wage Desa/Kecamatan Ciawigebang. Lelaki yang masih membujang hingga usianya setengah abad itu memilih tinggal di rumahnya yang hampir roboh meski di sekelilingnya adalah rumah adik dan kakak kandungnya. Dia sendiri mengaku tidak sanggup memperbaiki rumah peninggalan orang tuanya lantaran penghasilannya sebagai buruh tidak menentu. Dari pantauan Radar, rumah Aso yang di depannya ada musala itu terlihat paling memprihatinkan dibanding rumah saudara dan tetangganya. Di dalam rumah sendiri nampak berantakan. Aneka barang seperti rongsok mengonggok di ruang tamu. Tak ada kursi maupun mebeler yang layak diduduki di dalam rumah tersebut. Bahkan tempat tidur Aso di kamar paling depan yang terbuat dari besi juga sudah nampak reot dan lapuk. Rumah tiga kamar itu juga seperti tak diurus oleh pemiliknya. Jika turun hujan, Aso memilih untuk tidur di musala yang berada di depan rumahnya. Lili, tetangganya membenarkan jika Aso hingga usianya 51 tahun belum pernah berkeluarga. Sehari-hari Aso bekerja serabutan. Terkadang bekerja di bangunan, di sawah atau dimana saja selagi ada yang menyuruhnya. “Pak Aso belum menikah, dan saya tahu betul karena dia tetangga saya. Pekerjaannya juga serabutan. Saya sendiri tidak berani menanyakan kenapa dia tidak menikah, padahal kakak dan adiknya sudah menikah. Rumah yang di sebelahnya yang permanen itu milik kakaknya. Rumah ini peninggalan orang tuanya. Dia lebih suka berada di rumah itu ketimbang tidur di rumah saudaranya,” ujarnya diamini warga lainnya. Pernyataan Lili diamini Heru, yang duduk di sebelahnya. Menurut Heru, dia dan tetangganya siap membantu tenaga dan juga materi untuk memperbaiki rumah Aso. Asalkan pemerintah daerah ikut memberikan bantuan untuk perbaikannya. “Kalau kami sih siap jika memang pemerintah memberikan bantuan melalui program rutilahu. Sudah sejak dari tahun lalu, warga siap kerja bakti membantu membangun rumah Pak Aso. Kasihan rumah Pak Aso yang hampir roboh karena memang rumah itu usianya sudah cukup tua dan belum pernah diperbaiki,” katanya. Camat Ciawigebang Ruslani mengaku sudah mendapat kepastian jika rumah Aso bakal dibangun oleh pemerintah daerah melalui program rutilahu. Dia menyambut baik pengalokasian anggaran rutilahu pemkab yang menyentuh warga di kecamatan yang dipimpinnya. “Rumah Pak Aso besok (hari ini, red) akan dibongkar oleh masyarakat di sini. Bantuan dari program rutilahu sebesar Rp5 juta sudah diterima. Tinggal pelaksanannya saja. Katanya Pak Bupati dan Pak Ridwan (Kadis DPRPP) juga akan menyaksikan langsung proses pembongkaran rumah Aso. Kami dari kecamatan, pemdes dan masyarakat sangat kompak dan selalu berkoordinasi dalam mendukung program ini,” tegas Ruslani kepada Radar, kemarin (27/7). Mantan camat Kuningan itu menambahkan, perbaikan rumah Aso melibatkan masyarakat secara langsung. Anggaran stimulan yang dikucurkan pemerintah hanya sebagai pemancing dalam menggerakan rasa gotong royong masyarakat. Ditargetkan pembangunan rumah Aso bisa rampung dalam satu bulan. “Pada prinsipnya, kami dan masyarakat di sini akan membantu pembangunannya. Entah itu tenaga atau materi, yang jelas, besok (hari ini, red), rumah ini akan diratakan kemudian dibangun kembali. Nantinya permanen dan Pak Aso bisa tinggal di rumah yang layak dan sehat pasca dibangun dari nol,” pungkas dia. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: