Aher-Demiz Rajai Quick Count

Aher-Demiz Rajai Quick Count

Kuasai Lebih dari 50% Kabupaten/Kota di Jabar \"\"BANDUNG - Pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar kemungkinan besar memenangkan pemilihan Gubernur Jawa Barat (Jabar) 2013 dalam satu putaran. Hal itu terungkap dari hampir seluruh lembaga survei yang memantau Pilgub Jabar, Minggu (24/2). Berdasarkan hasil pantauan Bandung Ekspres (Radar Cirebon Group), dari sejumlah penyampaian hasil pilgub oleh lembaga survei, Aher-Demiz unggul. Tercatat lembaga survei hasil perhitungan cepat (quick count) Pilkada Jabar Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyatakan Aher-Demiz menang. LSI menyatakan Aher-Demiz mendapatkan 33,19% mengungguli empat pasangan lainnya. Secara berturut-turut Aher-Demiz mengungguli Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki dengan 27,50% dan Yusuf Macan Effendi-Lex Laksamana Zaenal 25,43%. Di tempat berikutnya Irianto MS Syafiuddin-Tatang Farhanul Hakim 11,89% dan Dikdik Muliana AM-Cecep Nana Suryana T sebesar 1,99%. \"Dengan hasil tersebut, Aher-Demiz memenangkan pilgub dengan satu putaran saja. Dari hasil quick count ini tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada Jawa Barat sekitar 65,84%,\" ungkap Direktur Riset LSI, Hendro Prasetyo didampingi F Hidayat di Hotel Savoy Homan, Minggu (241). Hendro memperkirakan toleransi kesalahan (margin of error) pada quick count ini sekitar +/1% pada tingkat kepecayaan 99%. Artinya perolehan suara kandidat dari hasil quick count ini bisa bergeser ke atas atau bergeser ke bawah sebesar 1%. Hal senada diungkapkan hasil hitung cepat yang dilakukan Pusat Kajian dan Pembangunan Strategis (puskaptis). Aher-Demiz meraih perolehan suara terbanyak sekaligus unggul dalam pesta demokrasi lima tahunan di Bumi Sunda. Aher-Demiz dalam hitung cepat puskaptis, unggul dengan persentase 32,71 persen. Urutan kedua diraih Paten dengan angka 28,15 persen. Selanjutnya urutan ketiga ditempati Dede-Lex dengan perolehan suara 24,87 persen. \"Kemudian keempat, Yance-Tatang dengan perolehan 12,54 persen dan terakhir Didik-Cecep 1,86 persen. Hasil hitung cepat ini membuktikan bahwa data yang disampaikan puskaptis sebelumnya sebanyak empat kali menunjukkan, trend Aher-Demiz meningkat,\" tutur Direktur puskaptis, Husin Yazid, Minggu (24/2). Husin menyebutkan, hitung cepat ini dilakukan di 26 kabupaten/kota, 60 kecamatan, 100 kelurahan dengan mengambil sampel 440 TPS. Disebutkan, teknik yang digunakan untuk hitung cepat ini menggunakan teknik multistage random sampling serta margin error 1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. \"Dengan perolehan suara di atas angka 30 persen, maka Pilkada Jabar tidak perlu 2 putaran,\" tambah Husin. Hasil serupa juga diraih Lingkaran Survei Indonesia (LSI), pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar diperkirakan akan melenggang satu putaran menuju kursi Jawa Barat 1 dan 2 dengan raihan 33,15 persen suara. Manajer Riset LSI Setia Dharma mengatakan, raihan suara Aher-Demiz cukup bersaing jauh dengan empat kandidat lainnya. Menurutnya, di belakang Aher ada Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki dengan 27,88 persen suara dan Dede Yusuf Macan Effendi-Lex Laksamana di posisi tiga dengan raihan 25,28 persen suara. \"Di bawahnya ada Irianto MS Syafiuddin (Yance)-Tatang Farhanul Hakim dengan 11,81 persen dan Dikdik MA Mansur-Cecep Suryana Toyib dengan 1,89 suara,\" kata Setia. Setia menuturkan, data ini sendiri diambil dari data sampel yang masuk sebanyak 99,75 persen dengan tingkat partisipasi pemilih 64,19 persen. Adapun datanya sendiri, lanjut Setia, diambil dari 400 TPS secara acak dari keseluruhan TPS yang ada di Jawa Barat. \"Data ini dengan sampling error 1 persen dan ditutup pada pukul 16:15 WIB,\" terangnya. Hasil ini, bisa terjadi karena adanya beberapa faktor di lapangan. Setia menuturkan, meski pada survei sebelumnya pihaknya menyebutkan jika pasangan Dede Yusuf-Lex Laksamana adalah pasangan dengan popularitas dan elektabilitas tertinggi, namun di hari pencoblosan, keadaan ternyata memosisikan Aher di posisi ke satu dan Rieke yang ada di posisi dua. \"Ini terjadi karena adanya perpindahan dukungan. Ibaratnya ketika orang suka tempe, ketika diberitakan tempe mengandung formalin maka bisa dimungkinkan orang itu gak makan tempe lagi,\" kata Setia mengumpamakan. Adapun perpindahan dukungan ini, lanjut Setia, diindikasi karena terjadinya tsunami politik di tubuh Partai Demokrat sebagai salah satu partai pengusung Dede Yusuf. Tsunami politik ini, ungkap Setia, terkait ditetapkannya politisi Demokrat, Anas Urbaningrum, dalam kasus Hambalang. \"Tsunami politik dalam kasus Anas Urbaningrum yang sebelumnya juga ditandai dengan badai politik pasca penetapan pakta integritas oleh SBY, sedikit banyak telah memengaruhi raihan suara Dede Yusuf di Jawa Barat. Dede menjadi imbas,\" ujarnya. Tetapi kendati begitu, lanjut Setia, berdasarkan sejumlah survei yang dilakukan, sebenarnya dukungan untuk Ahmad Heryawan tak banyak berubah dari hasil survei LSI sebelumnya. Ia memperkirakan, dukungan pada Dede Yusuf pasca tsunami politik di tubuh Demokrat, malah terindikasi lebih banyak berpindah ke kubu Rieke-Teten. Hal ini, kata Setia, karena pemilih Dede Yusuf dan Rieke Diah Pitaloka adalah tipikal pemilih yang menginginkan perubahan. \"Memang benar Dede Yusuf juga incumbent. Tapi ia memosisikan diri sebagai challenger pada Pilgub 2013 ini,\" jelas Setia. Ia pun menambahkan, selain perpindahan dukungan dari kubu Dede Yusuf ke kubu Rieke, meroketnya suara Rieke yang tidak disangka sebelumnya pun bisa disebabkan oleh hadirnya Jokowi sebagai juru kampanye Rieke di Rancaekek beberapa waktu lalu. Bahkan, lanjut Setia, pemberitaan Jokowi yang digembar-gembor di media beberapa waktu lalu, di sisi meningkatkan pula popularitas pasangan nomor lima tersebut. \"Kita akui demam Jokowi tak hanya terjadi di Jakarta, tapi juga di Jawa Barat. Sehingga Jokowi cukup berpengaruh pada raihan suara Rieke,\" paparnya. Adapun mengenai kasus di tubuh PKS terkait ditetapkannya presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq dalam kasus impor daging sapi, Setia mengatakan hal itu memang cukup berpengaruh. Namun, sifat cepat tanggap PKS dengan langsung menyatukan sikap dan mengganti presiden dengan Anis Matta sudah cukup meng-cover keberadaan kasus tersebut. \"Selain itu, kasus PKS ter-cover pula dengan tsunami politik di tubuh Demokrat,\" jelasnya. Sementara itu, ketika ditanya mengenai tingkat golput apakah memengaruhi pada kemenangan Ahmad Heryawan dan meroketnya suara Rieke Diah Pitaloka, Setia mengatakan hal itu tidak berpengaruh. Pasalnya, meski pantauan riset LSI antusiasme masyarakat cukup tinggi dalam memilih, tetapi secara jumlah, fenomena golput ini tak banyak berubah. \"Golput di sini juga terdiri dari berbagai macam faktor, mulai dari gak terdaftar, kesalahan pencoblosan, sakit, atau memang tidak memilih,\" pungkasnya. Adapun distribusi suara quick count Pemilukada Provinsi Jawa Barat versi Lingkaran Survei Indonesia berdasarkan wilayah, Ahmad Heryawan unggul di beberapa kabupaten kota, di antaranya di Kota Cimahi, Kota Bandung, Ciamis, Kuningan, Banjar, Garut, Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bandung, KBB, Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Depok, Kabupaten Bogor, dan Kota Bogor. Sedangkan Rieke Diah Pitaloka unggul di Bekasi, Kota Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, Sumedang, dan Majalengka. Adapun wilayah Indramayu diungguli Yance. \"Saya kira hasilnya pun gak akan jauh berbeda dari hasil KPU Jawa Barat nanti,\" pungkasnya. KPU BELUM TENTUKAN SATU PUTARAN Peluang terjadinya putaran II di Pilgub Jabar hingga kini belum bisa dipastikan. Meski hasil hitung suara cepat menunjukkan pasangan Aher-Demiz memiliki peluang menang di satu putaran, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI memastikan hasil tersebut bukan merupakan ukuran. \"Rekapitulasi yang berlaku resmi adalah saat KPU provinsi menetapkan hasil suaranya,\" ujar Arief Budiman, komisioner KPU RI saat dihubungi, kemarin. Menurut Arief, KPU provinsi akan menentukan apakah akan ada pemenang di Pilgub Jabar di putaran I. Sesuai pasal 107 UU 32/2204 yang direvisi di UU 12 tahun 2008, apabila tidak ada kandidat yang memperoleh 30 persen suara, maka akan diberlakukan putaran II. \"Pasangan calon yang bisa bertarung di putaran II adalah peringkat pertama dan kedua di pemilihan,\" ujarnya. Dengan begitu, putaran II akan menentukan siapa yang bisa meraih persentase suara lebih dari 50 persen di antara keduanya. Arief menambahkan, situasi pelaksanaan Pilgub Jabar saat ini juga masih kondusif. Hingga laporan terakhir kepada KPU pusat hingga sore, tidak ada hal-hal buruk terjadi. \"Baik dari sisi keamanan, maupun pelaksanaan pemungutan suara,\" ujarnya. Hingga kapan KPU Provinsi Jawa Barat akan melakukan rekapitulasi penghitungan manual? Arief menyatakan, KPU provinsi memiliki waktu setidaknya 10 hingga 12 hari untuk menetapkan hasil rekapitulasi. \"Intinya tidak lebih dari dua minggu sudah diperoleh hasil resmi pilgub,\" tandasnya. Meski dinyatakan sesuai hasil quick count menang sementara atas pasangan lainnya, dukungan yang diraih duet Aher-Demiz relatif bukan angka mutlak. Dukungan pemilih terhadap pasangan itu rata-rata dari sejumlah lembaga di bawah 35 persen. Terkait dengan legitimasi ketika memerintah nantinya, Direktur Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia Toto Izzul Fatah menilai, kalau besaran angka dukungan pemilih itu tidak akan banyak berpengaruh. Hal itu mengingat, karakter pemilih bukan hanya di Jawa Barat tapi juga pemilih di Indonesia secara umum. \"Karakter pemilih itu kurang aware (peduli, red) dengan apa yang akan dilakukan kepala daerah usai terpilih,\" kata Toto. Justru, lanjut dia, yang perlu diperhatikan pasangan Aher-Demiz nantinya adalah terkait dengan komposisi partai-partai di DPRD. \"Konfigurasi partai-partai ini yang akan lebih berpengaruh terhadap efektivitas maupun legitimasi pemerintahan Jawa Barat ke depan,\" imbuhnya. Dia mengungkapkan, kalau saat ini komposisi partai-partai di DPRD Jawa Barat didominasi oleh partai yang justru tidak menjadi pendukung pasangan Aher-Demiz. Yaitu, Partai Demokrat, Partai Golkar, dan PDIP yang masing-masing mengusung kandidat sendiri-sendiri. \"Tapi komposisi dukungan seperti sekarang tentu juga tidak akan kaku, politik itu sangat cair,\" kata Toto. Terlebih, imbuh dia, mengingat trackrecord partai-partai termasuk di daerah yang kerap tidak konsisten dalam mengambil posisi politik. Disinggung posisi PKS yang ikut menjadi partai pengusung pasangan tersebut, Toto menyatakan kalau sejumlah strategi cerdas telah diterapkan, sehingga membuat pasangan tersebut tetap menang. Tsunami politik yang menerjang PKS pasca presiden partainya ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi tidak terlalu banyak berpengaruh. \"Mereka melakukan strategi cerdas bahwa mereka tidak terasosiasi dengan PKS,\" kata Toto. Dia mencontohkan, dalam pengemasan iklan di media massa maupun di ruang publik, Aher-Demiz tidak menampilkan ikon partai pengusungnya. Sehingga saat ada prahara penetapan orang nomor satu di PKS, Luthfi Hasan Ishaq, sebagai tersangka, pasangan tersebut aman dalam pertarungan perebutan kursi Jabar 1. Selain itu, pilihan lebih menonjolkan sosok Deddy Mizwar dalam iklan ketimbang sosok Aher juga merupakan strategi yang tepat. \"Bisa dikatakan, penyumbang terbesar (kemanangan, red) lebih kepada faktor Deddy Mizwarnya,\" imbuhnya. Sementara itu, di pihak PKS, mereka mengklaim kalau sudah memprediksi sejak jauh hari. Wakil Sekjen DPP PKS Mahfudz Siddik saat dikonfirmasi menyatakan, hasil hitung cepat yang menempatkan capaian pada 31-33 persen sesuai dengan kalkulasi dan prediksi PKS. \"Dalam evaluasi terakhir setelah kampanye, kita di PKS menghitung capaian akhir di 33-35 persen. Namun, PKS akan menunggu hasil resmi KPU,\" kata Mahfudz saat dihubungi. Menurut Mahfudz, kemenangan Aher juga tidak lepas dari peran Deddy Mizwar sebagai cawagub. Sebagai incumbent, Aher sebenarnya memiliki modal suara yang bagus. Namun, karena persaingan yang ketat di Pilgub Jabar kali ini, faktor Deddy sangat membantu pencapaian suara pasangan nomor 4 itu. \"Ini sekaligus mengapresiasi Deddy Mizwar yang selama kampanye bekerja sangat giat,\" pujinya. Mahfudz menambahkan, capaian ini sekaligus membuktikan posisi PKS yang tidak terpengaruh dengan kasus hukum yang menimpa mantan Presiden Luthfi Hasan Ishaaq. Dia menyatakan, selama masa kampanye, pemberitaan terkait LHI sangat kuat, termasuk dengan kampanye hitam yang menyudutkan PKS. Pemberitaan negatif itu juga masih terjadi hingga masa tenang.   \"Namun masyarakat Jabar ternyata masih percaya pada PKS, dan tidak terkait dengan pemberitaan,\" tandasnya. PPP sebagai partai pengusung lainnya pasangan Aher-Demiz menyampaikan selamat atas kemenangan yang diraih, meski masih berdasar versi quick count. Sekjen DPP PPP M Romahurmuziy mengingatkan agar kedua pasangan tersebut mampu mengemban amanah sebaik-baiknya bagi kemakmuran masyarakat Jabar. Romi -sapaan akrabnya- menambahkan, kemenangan mereka juga membuktikan pilihan PPP memasangkan incumbent dengan Deddy Mizwar adalah pilihan yang tepat. Dia mengklaim Deddy adalah termasuk kader partainya. \"Sebuah pilihan yang diinginkan masyarakat Jabar,\" tandasnya. Kubu Rieke-Teten kelihatannya belum mau menerima begitu saja hasil pilgub yang baru digelar. Mereka masih ingin memastikan bahwa semua proses berjalan tanpa kecurangan. “Tim sukses Rieke-Teten sedang inventarisasi semua masalah terkait pelaksanaan pilkada ini,” kata Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo. Terlepas dari itu, menurut Tjahjo, pasangan Rieke-Teten dengan dibantu para relawan dan dukungan seluruh struktur partai, sudah berusaha maksimal. Keduanya aktif berkeliling Jawa Barat mengampanyekan berbagai tawaran program dalam waktu yang relatif singkat. “Semua sudah berjuang maksimal, berusaha, sambil berdoa,” kata Tjahjo. Dalam masa kampanye, Joko Widodo sempat turun untuk membantu kampanye Rieke-Teten. Apakah kekalahan ini membuktikan \'Jokowi effect\' sudah mulai pudar? “Tidak ada kaitannya,” jawab Tjahjo. Secara terpisah, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan pihaknya akan mengevaluasi hasil pilgub Jabar. Dalam pilgub ini, PAN ikut mendukung pasangan Dede Yusuf-Lex Laxamana bersama Partai Demokrat. Dulu Dede Yusuf adalah kader PAN. Bahkan, dengan itu, Dede terpilih menjadi wakil gubernur Jabar periode 2008-2013. Tapi, belakangan Dede memutuskan untuk keluar dari PAN dan bergabung dengan Partai Demokrat. “Karena punya hubungan baik dengan Partai Demokrat, PAN ikut mendukung. Kenapa Dede kalah? Itu akan kami evaluasi,” kata Viva. Menurut sumber Jawa Pos di lingkaran PAN, militansi kader PAN di bawah untuk memenangkan Dede memang agak kendur. Mereka tidak all out, karena masih merasa kecewa dengan keluarnya politisi berlatar belakang artis itu dari PAN. (mg9/rif/bay/dyn/pri/rdl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: