Timnas Indonesia Antisipasi Bola Mati Palestina
MELAWAN tim dengan postur tubuh lebih tinggi kerap kali jadi momok bagi Timnas Indonesia U-23. Selain sering kalah duel udara, postur tubuh lebih kecil kerap kali membuat pemain Tim Garuda Muda sering melakukan pelanggaran ketika berduel udara atau mencoba mengambil bola dari kaki lawan. Pelatih Timnas Luis Milla menyadari hal itu. Palestina dilihatnya pasti bakal memanfaatkan postur tinggi pemainnya untuk cetak gol ke gawang Andritany Ardhiyasa. Palestina pastinya memanfaatkan tiap momen crossing atau sepakan bebas untuk membuka peluang mencetak gol. Karena itulah, lini pertahanan timnas dirotasi khusus lawan Palestina. Pemain yang punya tipikal menyerang seperti Rezaldi Hehanusa dan I Putu Gede dibangkucadangkan. Pelatih asal Spanyol itu memilih Gavin Kwan Adsit dan Bagas Adi yang lebih kuat bertahan dan punya kekuatan duel udara. Selain itu, anak asuhnya diingatkan untuk tidak sering melakukan pelanggaran. Terutama di area pertahanan sendiri. Sebab, sepakan bebas sangat mengancam gawang timnas. ’’Ya, coach (Milla) bilang untuk mengurangi itu agar crossing lambung ke daerah pertahanan bisa dikurangi,’’ terang Asisten Pelatih Timnas Bima Sakti. Bima juga mengatakan pelanggaran di daerah pertahanan sendiri sering membuat Indonesia kalah. Dia mencontohkan ketika melawan Korea Selatan pada laga uji coba pada 23 Juni lalu. Saat itu, dua gol yang bersarang ke gawang Hansamu Yama dkk berasal dari bola mati. ’’Ya berdasarkan pengalaman itu coach minta mengurangi pelanggaran, hati-hati ketika mengambil bola ataupun berduel,’’ paparnya. Dia berharap anak asuhnya bisa mengerti hal tersebut. sebisa mungkin, walau bermain dengan tensi tinggi, pelanggaran yang tidak perlu harus dikurangi. Juga benar-benar fokus ketika melakukan penjagaan ketika sepakan bola mati. Bagas Adi membenarkan jika pelatihnya meminta agar pemain, terutama lini belakang, mengurangi pelanggaran yang tidak perlu. Selain berakibat fatal bagi lini belakang, pelanggaran juga nantinya berbuntut pada kartu dan merugikan tim di pertandingan selanjutnya. ’’Saya akan ikuti instruksi pelatih. Kami sudah lihat video pertandingan lawan juga. Jadi tinggal jalankan dengan baik instruksi pelatih saja,’’ jelasnya. Septian Adi juga menjelaskan, pertandingan lawan Palestina pasti sulit. Milla memang tidak menerapkan strategi khusus. Hampir sama dengan strategi biasanya tapi diakuinya ada perubahan di beberapa hal. Salah satunya dia yang biasanya berkonsentrasi membuka ruang dan mengalirkan bola kali ini fokus untuk ikut maju ke depan ketika melakukan serangan balik. Selain itu, beberapa tips juga diberikan agar timnya tidak benar-benar kalah ketika duel udara. Septian misalnya, karena banyak beroperasi di tengah, Milla memintanya untuk sesering mungkin melakukan gangguan kepada pemain Palestina ketika duel udara. Gangguan yang juga bisa membuat konsentrasi lawan terpecah. ’’Kami juga diminta jaga satu-satu pemain lawan, pressing sejak di tengah,’’ tegasnya. Sementara itu, selain lini belakang dan tengah yang bakal bekerja keras, posisi penting yang akan jadi salah satu titik untuk mematikan serangan Palestina adalah kiper. Untungnya, timnas kali ini punya stok kiper yang mumpuni. Baik pemain senior Andritany yang masuk skuad utama, juga kiper pelapis Awan Setho. Kedua kiper tersebut punya skill memetik bola umpan crossing cukup baik. Meski Andritany dan Awan hanya punya tinggi badan 180 serta 175 centimeter, keduanya punya lompatan yang cukup bagus ketika memotong crossing lawan. Pelatih Kiper Timnas Julio Banuelos membenarkan hal tersebut. Dia bahkan memuji kedua kiper timnas itu merupakan kiper terbaik di Asian Games 2018 kali ini. ’’Saya juga sudah memberikan instruksi khusus untuk itu, tapi saya percaya kiper Indonesia terbaik saat ini,’’ bebernya. (rid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: