Ganti Strategi Bikin Frustrasi

Ganti Strategi Bikin Frustrasi

BEKASI – Dua laga sisa di Grup A tak ubahnya laga final bagi Timnas Indonesia U-23. Itu seiring dengan kekalahan 1-2 (1-1) oleh Palestina pada matchday kedua Grup A tadi malam. Laga baru berjalan 16 menit, gawang timnas yang dikawal Andritany Ardhiyasa sudah jebol lewat kaki Oday Dabbagh. Gol itu berawal dari hukuman penalti yang diberikan wasit Gamini Nivon Robesh setelah Zulfiandi menahan bola dengan tangan di kotak terlarang. Eksekusi penalti Mohamed Darwish sempat mengenai mistar gawang. Namun, bola mental berhasil disambar Dabbagh. Timnas berhasil menyamakan skor melalui Irfan Jaya (23’). Tapi, Darwish yang sempat gagal mengeksekusi penalti akhirnya mencetak gol penentu kemenangan pada menit ke-51. Kekalahan tersebut tak lepas dari kesalahan strategi pelatih timnas, Luis Milla. Pelatih asal Spanyol itu memilih memainkan false nine dengan memasang Stefano Lilipaly sendirian di depan. Kejutan yang diharapkan bisa muncul dari lini tengah dan sayap, terbukti tidak berjalan. Perubahan komposisi di lini pertahanan pun tak sesuai harapan. Ya, tadi malam Milla sengaja mengganti dua bek sayap, I Putu Gede dan Rezaldi Hehanusa, yang bermain bagus ketika menang telak atas Taiwan (12/8). Dia memilih Gavin Kwan Adsit serta Bagas Adi sebagai starter. Bukannya bertambah solid, dua gol Palestina justru berawal dari kedua sisi sayap Garuda. Gol pertama, misalnya. Gol tersebut berawal dari lolosnya pemain sayap Palestina Mahmoud Yousef dari penjagaan Bagas di kiri pertahanan. Mahmoud yang sedikit bebas akhirnya bisa mengumpan dan bolanya menyentuh tangan Zulfiandi. Sementara itu, gol kedua berawal dari Gavin yang terlambat menutup pergerakan Yousef. Milla mengakui bahwa strateginya tidak berjalan dengan baik. Bahkan, keputusannya memasukkan Ilham Udin Armaiyn untuk menggantikan Septian David juga tidak berdampak. ’ ’Kami sedikit kesulitan ketika di-pressing. Saya putuskan memasukkan Ilham untuk tambah kecepatan di depan,’’ kata Milla. ’’Setelah itu, kami terpaksa memanfaatkan dua pergantian karena pemain cedera. Itu yang dimanfaatkan lawan,’’ jelasnya merujuk pergantian Irfan oleh Saddil Ramdani pada menit ke-52 dan Bagas Adi oleh Rezaldi Hehanusa (55’). Keduanya ditarik karena cedera. ’’Ketika kami bermain dengan 10 pemain (saat Bagas keluar lapangan), lawan bisa memanfaatkan dan cetak gol,’’ lanjut mantan pelatih Timnas Spanyol U-21 itu. Milla mengatakan, pemainnya sudah berusaha secara maksimal. ’’Kami memang kalah, tapi banyak pelajaran didapat. Masih ada dua pertandingan. Kami harus menangkan semuanya,’’ tegasnya. Dia sadar, fans sangat kecewa dengan kekalahan tersebut. Namun, Milla menegaskan bahwa Taiwan dan Palestina adalah dua tim yang berbeda. Palestina lebih kuat, bahkan setingkat di atas Indonesia. ’’Suporter jangan khawatir, kami masih punya kesempatan. Tim pasti akan lebih baik. Saya pastikan itu,’’ bebernya. Strategi Milla juga dikritik Lilipaly. Menurut dia, tanpa kehadiran Beto, dirinya sangat sulit bergerak bebas. Apalagi, Lilipaly bukan seorang striker. ’’Tidak ada suport untuk menyerang,’’ keluhnya. Sebaliknya, kubu Palestina merasa timnya sudah bermain sesuai dengan rencana. Hal itu disampaikan pelatih Palestina Ayman Sandouqa. ’’Kami memang sempat kebobolan, tapi bisa membalas dan melakukan organisasi permainan dengan baik. Kami bersyukur bisa menang,’’ papar Ayman. (rid/c19/bas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: