Napoli 3 vs AC Milan 2, Saatnya Berubah

Napoli 3 vs AC Milan 2, Saatnya Berubah

NAPLES - Gennaro Gattuso kembali kehilangan poin penuh dalam laga pertama Serie A-nya. Bak deja vu, kalau musim lalu debut Serie A Gattuso sebagai allenatore AC Milan ditahan 2-2 Benevento yang tak pernah meraih sebiji poin pun sejak giornata pertama, maka kemarin WIB (26/8) tiga poin itu melayang dalam kurang dari 30 menit. Ya, Milan-nya Gattuso takluk 2-3 atas Napoli di San Paolo, Naples, setelah terlebih dulu unggul dua gol dari Giacomo Bonaventura (menit ke-15) dan Davide Calabria (49\'). Dan, hasil itu berbalik setelah Napoli membalikkannya dari dua gol Piotr Zielinski (53 dan 67) plus Dries Mertens (80). \'\'Kekalahan yang sulit diterima. Tapi, kami melihat sisi positif dari kekalahan ini,\'\' sebut Direktur Olahraga Milan, Leonardo, kepada Sky Sport Italia. \'\'Pahitnya, ini terjadi setelah pada babak pertama kami bermain bagus,\'\' lanjutnya. Football Italia menyebut, salah satu solusinya adalah dengan mencari sosok tactician anyar. Tidak lagi melanjutkan kerja sama dengan Rhino yang baru berakhir musim panas 2021. Seperti dilaporkan Calciomercato, petinggi Rossoneri kembali berpikir mendatangkan Antonio Conte di Milanello. Sama seperti pada awal-awal musim lalu, sebelum Milan memberi Gattuso kursi pelatih Milan menggantikan Vincenzo Montella. Bedanya dari musim lalu, Conte sudah tak lagi membesut Chelsea. The Godfather sejak 13 Juli sudah ditendang dari London Cobham, dan sampai sekarang masih menganggur. Media-media Italia menyebut, mantan allenatore timnas Italia itu sedang berada di Italia. Dilansir dari Tutto Juve, Conte duduk di tribun Allianz Stadium, Turin, Sabtu malam (25/8), ketika Juventus memenangi laga kedua Serie A-nya atas Lazio 2-0. Jurnalis Radio Goal Valter De Maggio kepada Radio Kiss Kiss Napoli mengungkap, ada kontak antara petinggi Milan dengan Conte setelah laga pertama Milan di Serie A kemarin WIB itu. Secara pengalaman, Conte lebih bagus dari Gattuso. Conte pernah mengantar Juve berhasil hat-trick scudetto sejak 2011-2012 sampai 2013-2014. Secara taktikal, Conte pun lebih kaya, saat bersama Chelsea misalnya. Meski gagal pada musim kedua, namun eksperimennya pada musim pertama  mampu berbuah trofi juara Premier League. Terutama dengan formasi back three-nya. Dia jadi allenatore Italia pertama yang dapat menaklukkan Premier League. Beda dengan Gattuso yang sudah pakem dengan formasi 4-3-3 sejak melatih Pisa musim 2015-2016. Drama 30 menit terakhir di San Paolo kemarin bisa jadi indikasinya. Milan tak bisa mengatasi situasi begitu Napoli mengubah formasinya sejak menit 62. Gattuso masih kalah dari Carlo Ancelotti, allenatore Napoli yang juga dia akui sebagai gurunya itu. Dalam kondisi tertekan, Carletto mengubah formasinya dari 4-3-3 jadi 4-4-2. Itu dimulai ketika menarik Hamsik dan memasukkan Mertens. Begitu Mertens masuk, dia diminta bermain lebih melebar ke sisi kiri bersama Lorenzo Insigne. Napoli pun lebih ofensif. \'\'Kami justru tidak punya pengalaman yang cukup untuk mengatasinya,\'\' keluh full-back Milan, Davide Calabria. Bagi Gattuso, ini kali pertama sejak dia menangani Alessio Romagnoli dkk gagal pulang dengan tiga angka setelah unggul dua gol. Selain itu, malam pahit di San Paolo itu pun menjadi kekalahan kesembilannya dari 35 kali dia duduk di kursi allenatore Milan di semua ajang. Nah, masihkah Milan tetap konfiden dengan musim kedua Gattuso ini? (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: