Dinkes Sebut Debu Batubara Berbahaya, tapi Efeknya Lama

Dinkes Sebut Debu Batubara Berbahaya, tapi Efeknya Lama

CIREBON-Masyarakat kembali mengeluhkan aktivitas bongkar muat batubara di Pelabuhan Cirebon. Apalagi Standar Operasional Prosedur (SOP) bongkar muat tak dijalankan dengan baik oleh operator. Wakil Ketua Komisi III DPRD Jafarudin menilai, apa yang menjadi kesepakatan saat dibuka kembali aktivitas bongkar muat, justru tidak dijalankan. Ia menengarai hal ini disebabkan perubahan manajemen dalam tubuh PT Pelindo II Cirebon. “Ya seharusnya perubahan manajemen ini tak ikut berpengaruh. Namanya kesepakatan, itu harus dijalankan. Standar nggak bisa berubah,” ujar Jafarudin. Ia mengakui, aktivitas bongkar muat batubara tak bisa ditutup oleh pemerintah daerah. Termasuk lewat rekomendasi DPRD. Tetapi bukan lantas upaya pengurangan dampak debu ini tidak dijalankan. Justru yang menjadi pekerjaan rumah adalah meminimalisasi. Sehingga di musim kemarau tidak ada lagi keluhan warga. “Ini perlu komitmen kuat dari PT Pelindo sebagai operator. Sudah banyak keluhan. Masyarakat, anak-anak sekolah. Ya ini harus ditindak lanjuti,” tegasnya. Dampak debu batubara tidak baik untuk kesehatan. Memang tidak dirasakan seketika, karena prosesnya panjang. Namun dampak debu ini, berbahaya. Kepala Dinas Kesehatan dr H Eddy Sugiarto MKes menjelaskan, debu batubara bisa menyebabkan gangguan pernafasan. Kemudian diikuti masalah kesehatan lainnya. “Efeknya lama dan kumulatif,” sebutnya. Dikatakan Edi, pihaknya bersama Kementerian Kesehatan, dan perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Saat itu memang tidak ada keluhan seperti sekarang. Kebetulan pemeriksaan juga dilakukan saat musim hujan. “Hasilnya waktu itu clean. Tapi sekarang kemarau. Ini sama saat kita lagi sidak dicek semua itu tertib. Tapi sehari-hari itu ada pelanggaran,” jelasnya. Sementara itu, untuk data penyakit Inpeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang berada di puskesmas ini, tak bisa dijadikan patokan data masyarakat yang teribas dampak batubara. Karena dampak ISPA ini bukan hanya dari batu bara. Akan tetapi juga dari pengaruh debu dari luar dan juga asap kendaraan bermotor dan lainnya. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: