Waduk Darma Surut, Usaha Perahu Wisata Ikut Surut
KUNINGAN - Objek Wisata Waduk Darma Kuningan saat ini menyusut akibat musim kemarau. Penyusutan itu juga berdampak bagi pemilik perahu wisata yang usahanya semakin hari sepi sejak air Waduk Darma surut. Salah seorang pemilik perahu wisata Nandi (50) mengungkapkan, surutnya air Waduk Darma menyebabkan daratan tempat bersandarnya perahu semakin jauh dari kawasan wisata. Akibatnya para pengunjung harus berjalan lebih jauh ke tengah. Ditambah lagi kondisi tanah yang jeblok berlumpur, membuat para pengunjung enggan mendekat. \"Kalau air penuh, pengunjung bisa langsung naik perahu dari kawasan wisata. Kalau sekarang mereka harus berjalan dulu hingga 100 meter ke tengah, belum lagi jalan yang becek hingga banyak pengunjung yang balik lagi,\" kata Nandi. Nandi mengatakan, kondisi lesunya usaha perahu wisata di Waduk Darma sebenarnya sudah berlangsung cukup lama seiring sepinya pengunjung objek wisata Waduk Darma. Selama ini, kata dia, ramai wisatawan hanya terjadi pada saat libur Lebaran dan tahun baru saja, dan lumayan pada saat libur weekend. Sedangkan pada hari-hari biasa bisa dihitung jari. \"Jumlah perahu wisata di sini ada 12 unit, tapi yang beroperasi setiap hari antara delapan atau 10 unit saja dengan sistem giliran. Saat kondisi air surut seperti ini, kadang hanya dua perahu saja yang dapat penumpang. Bahkan kadang tidak ada sama sekali. Seperti minggu sekarang, sudah empat hari saya belum dapat giliran narik,\" ujar Nandi. Kalaupun ada penumpang, kata Nandi, dia baru berangkat jika paling sedikit ada 10 wisatawan yang naik. Dengan tarif hanya Rp 10.000 per orang, kata Nandi, sebenarnya hanya cukup untuk mengganti bahan bakar mesin perahunya dan membawa sedikit lebihnya untuk jajan anak-anaknya. \"Apalagi kalau hanya ada dua atau lima orang, terpaksa saya tolak. Kecuali mau bayar Rp 100.000, baru saya mau,\" ujar Nandi sambil tersenyum. Nandi mengaku usaha perahu wisata ini hanya sebagai sampingan dari usaha utamanya sebagai petani keramba jaring apung (japung). Dia bersyukur, kondisi musim kemarau ini tidak berpengaruh pada usaha japungnya sehingga masih bisa panen dengan hasil cukup memuaskan. \"Untuk kebutuhan sehari-hari keluarga masih ada dari usaha keramba atau mencari ikan menggunakan jaring. Tidak tahu apa jadinya kalau hanya mengandalkan dari perahu wisata saja,\" ucap Nandi. Sementara itu, surutnya Waduk Darma terlihat semakin jelas dari bertambah luasnya tanah timbul baik di pinggir maupun tengah waduk. Banyak masyarakat sekitar yang memanfaatkan lahan timbul tersebut untuk bercocok tanam, bahkan ada pula yang menjadikannya sebagai lapangan sepak bola dan tempat bermain anak-anak di kala sore hari. (fik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: