Soroti Reforma Agraria, Mahasiswa Juga Desak Bebaskan Petani Indramayu

Soroti Reforma Agraria, Mahasiswa Juga Desak Bebaskan Petani Indramayu

CIREBON - Memperingati Hari Tani Nasional (HTN), sejumlah elemen mahasiswa turun ke jalan. Eleman mahasiswa yang terdiri dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berorasi di simpang empat lampu merah Jalan Brigjen Darsono. Mereka mengecam tindakan aparat berwajib yang telah melakukan kriminalisasi terhadap dua orang petani di Indramayu. Mereka menuntut agar petani Indramayu yang ditahan pihak kepolisian segera dibebaskan karena ditengarai dua orang petani tersebut tidak ingin sawahnya digusur karena ada pembangunan PLTU. “Di Hari Tani Nasional ini ada kejadian yang sangat miris sekali yang dialami petani Indramayu. Ada dua orang petani yang tidak ingin sawahnya digusur karena ada pembangunan PLTU sekarang dikrimninalisasi dan mereka dipenjarakan,” teriak demonstran yang juga anggota HMI, Arif Abdul Wahid  dalam aksinya, Selasa (25/9). Arif juga membeberkan, beberapa aksi yang dilakukan elemen mahasiswa di Indonesia dalam memperingati HTN kerap terjadi tindak penganiayaan yang dilakukan aparat yang mengamankan aksi tersebut. “Senin kemarin beberapa aksi yang digelar elemen mahasiswa di daerah-daerah banyak yang mendapat kriminalisasi bahkan ada yang sampai mengeluarkan darah, itu merupakan perbuatan yang sangat keji,” ucapnya. Sementara itu, Ketua GMNI Abdur Rofik Firmansyah menegaskan, reforma agraria di Indonesia belum terlaksana dengan benar. Menurutnya, berdasarkan data empat tahun pemerintahan Jokowi-JK, reformasi agraria poin ke 5 belum terwujudkan dengan baik. Hal tersebut diperkuat dengan adanya 1.833 konflik selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK. “Kita hadir di sini ingin menyuarakan dan ingin mengaspirasikan, bahwasannya reforma agraria di Indonesia belum dilaksanakan secara benar. Berdasarkan data empat tahun pemerintahan Jokowi-JK,” tuturnya. Sebelumnya, memperingati HTN,  puluhan Mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta) mendatangi gedung DPRD menuntut pemerintah untuk melaksanakan reformasi agraria. “Kami meminta pemerintah melaksanakan reformasi agraria sesuai dengan UUPA tahun 1960,” kata Juru Bicara Unjuk Rasa dari Mahasiswa Faperta Unswagati, Gojali. (ade gustiana-magang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: