Karangsong Harus Miliki Industri Perikanan
INDRAMAYU – Pelabuhan Karangsong merupakan pelabuhan terbesar di Indramayu. Banyaknya kapal besar membuat produksi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karangsong meningkat. Namun yang menjadi persoalan, tidak sedikit kapal besar yang kesulitan berlabuh di Karangsong. Akibatnya mereka harus antre hingga 10 hari untuk bisa bongkar hasil tangkapan. Kondisi itu tentu saja mambuat biaya membengkak. Bahkan sejumlah kapal akhirnya memilih balik kanan dan berlabuh di tempat lain. Menyikapi kondisi tersebut, pengamat masalah perikanan, Darsono mengatakan, salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah membangun industri perikanan di wilayah Karangsong. Menurutnya, apabila di Karangsong memiliki perikanan, hasil laut nelayan bisa langsung diserap. Dengan demikian antrean kapal bisa lebih singkat. “Pembangunan ekonomi yang cocok di Indramayu, ya pembangunan ekonomi berbasis perikanan. Caranya adalah dengan mendatangkan industri pengolahan ikan,” tegasnya. Selain mampu menyerap hasil perikanan dengan cepat, keberadaan idustri perikanan juga akan memiliki multiplier effect. Setidaknya akan menyerap lapangan kerja, meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) serta yang lainnya. Menurutnya, dengan omset mecapai di atas Rp300 miliar per tahun, sudah selayaknya Indramayu memiliki industri di bidang perikanan. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, Abdur Rosyid Hakim mengatakan, produksi perikanan Indramayu pada tahun 2016 lalu mencapai 33.665.941,80 kilogram dengan nilai Rp 448.729.415.685,00. Jumlah produksi tersebut didapatkan dari 3 TPI yang cukup besar yakni TPI Karangsong, TPI Eretan Kulon dan Wetan, TPI Dadap, serta TPI lainnya. Sedangkan untuk produksi TPI Karangsong pada tahun 2016 mencapai 15.622.736,00 kilogram dengan nilai Rp 336.261.186.000,00. “Jadi sebagian besar jumlah produksi perikanan di Kabupaten Indramayu berasal dari Karangsong,” tegas Hakim. (oet)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: