Kurang Pengawasan, Lapak PKL di Kanoman Kembali Semrawut

Kurang Pengawasan, Lapak PKL di Kanoman Kembali Semrawut

CIREBON-Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di sepanjang akses jalan menuju Pasar Kanoman, pernah dijadikan percontohan. Pemerintah Kota Cirebon juga memberikan legalitas. Selain memberikan bantuan tendanisasi. Mereka juga diberikan tanda daftar usaha (TDU).  Dua hal sekaligus yang memberi kepastian berusaha. Juga perlindungan. Tiga tahun berselang, bagaimana hasil penataannya? Nyaris tak terlihat jejaknya. Pedagang sudah tidak mengikuti ukuran ruang yang digunakan untuk jualan. Terpal plastik sebagai peneduh semakin memperlihatkan kekumuhan. Sementara pemilik ruko, nyaris tidak punya ruang di depannya. Para PKL ini menempati badan jalan dan trotoar. Jumlah pedagang juga sepertinya membengkak. Salah seorang pedagang pakaian, Mimin mengaku menerima bantuan tendaniasi. Meski sifatnya bantuan, tapi tidak cuma-cuma. Tetap harus bayar Rp250 ribu. Katanya, uang untuk menebus tenda tersebut. Tenda yang diterimanya saat ini jauh lebih kuat. Berbeda dengan spesifikasi sebelumnya. \"Dulu mah goyang. Yang ini kuat,” katanya Mimin, Kamis (4/10). Namun demikian, meski sudah ada tendanisasi dengan mengambil sekitar satu meter lebih di badan jalan, pedagang belum cukup puas dengan lahan yang diberikan. Badan jalan pun digunakan untuk memperlebar lapak usaha. \"Ya gimana. Jadi balik lagi seperti dulu,” tuturnya. Mimin berjualan di kawasan itu sudah 30 tahun. Sudah paham betul dengan kondisi sehari-hari di lapangan. Ia menyadari berjualan di badan jalan menyalahi aturan. Tetapi tak banyak ruang untuk mereka bisa mendapat mata pencaharian. Pedagang lainya, Jumadi juga menuturkan hal yang sama. Kondisi penataan PKL kawasan Kanoman saat ini sudah tak lagi tertib. Pedagang kaki lima sudah menyebar lagi  berdagang di tengah jalan. Ada juga yang berada di bagian sisi selatan jalan. Namun begitu, kondisi lalin dan parkir relatif lebih tertib saat ini. Pelanggaran kendaraan satu arah di Jalan Winaon sudah mulai berkurang. Meskipun ada beberapa yang masih melanggar. \"Kalau lalu lintas lumayan tertib. Parkirnya juga udah bagus. Tapi ya PKL-nya yang belum tertib,” tuturnya. Selain PKL yang menggunakan tenda, ada juga yang membawa gerobak. Mereka bebas mangkal di mana saja. Badan jalan pun habis dipakai untuk usaha. Mengacu pada arsip pemberitaan Radar Cirebon, penataan PKL di Pasar Kanoman ini memakan dana tak sedikit. Rp1,5 miliar yang dialokasikan. Meski tidak seluruhnya digunakan untuk kawasan Kanoman, karena terbagi dalam beberapa titik. Termasuk untuk Jl Siliwangi.  (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: