Program Pendidikan Kearifan Lokal Masuk Sekolah

Program Pendidikan Kearifan Lokal Masuk Sekolah

CIREBON-Nilai-nilai kearifan lokal bakal menjadi bagian dari materi pendidikan karakter di SMA/SMK sederajat. Untuk mewujudkan hal ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat membahas program pendidikan karakter jabar masagi untuk diterapkan di sekolah-sekolah. Dimulai dengan melakukan Focus Group Discusion (FGD) yang mengundang unsur budayawan, kepala sekolah, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), komite sekolah dan pihak terkait. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IX Jawa Barat Ai Nurhasan AP MSi mengatakan, FGD diharapkan mendapatkan masukan mengenai pendidikan karakter yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks budaya di masing-masing daerah. FGD sendiri disatukan dengan KCD wilayah IX Jawa Barat meliputi Indramayu dan Majalengka, dan KCD Wilayah X Jawa Barat meliputi Cirebon dan Kuningan. “Disatukan karena daerah ini punya kemiripan kearifan lokal,” ujar Ai, kepada RadarCirebon. Dalam Kurikulum Nasional 2013 sebetulnya sudah ada poin-poin yang harus diterapkan salah satunya pendidikan wawasan, keterampilan dan pendidikan karakter. Ai menyebutkan, untuk pendidikan karakter pemprov mencoba menyesuaikan dengan kondisi lokal di masing-masing daerah. \"Ini yang akan dikuatkan, tinggal kita lakukan untuk mengadopsi, kira-kira kearifan lokal apa yang ditanamkan pada siswa-siswi kita di sekolah,\" jelasnya. Dari hasil FGD, nantinya nilai-nilai budaya bakal dirumuskan, sehingga bisa diterapkan di sekolah tanpa bertabrakan dengan kurikulum yang ditetapkan. Pendidikan karakter sendiri, kata Ai, sudah berjalan dengan adanya Kurikulum 2013 sudah digunakan. Akan tetapi dalam perkembangannya perlu disesuaikan. \"Pak Gubernur Ridwan Kamil, menghendaki agar pendidikan karakter ini nuansa kearifan lokal mesti dimunculkan. Toh kita juga orang daerah. Anak anak kembali ke rumah dan masyarakat,\" jelasnya. Perumusan ini dinilai tepat. Seiring nilai-nilai kearifan lokal sudah mulai ditinggalkan pelajar. Media pendidikan menjadi salah satu cara yang efektif untuk menanamkan kembali. Untuk pendidikan karakter yang diamanatkan dalam Kurikulum 2013, Ai menyebutkan, selama ini diserahkan ke sekolah masing-masing. \"Kita mengacu kepada standar nasional. Karakter itu dibentuk oleh kegiatan keagamaan, olahraga, kesenian dan ekstrakulikuler termasuk didalamnya kegiatan yang bernuansa budaya. Ini yang coba kita gali lebih jauh. Sehingga nanti hasil diskusi ini masih diramu seperti apa modelnya,\" jelasnya. Setelah itu, lanjut dia, baru dapat diadopsi dan diterapkan di sekolah-sekolah. Apalagi nilai-nilai kearifan lokal dan budaya daerah itu sangat beragam. Budaya itu termasuk cara berpakaian, bahasa, makanan, kesenian, hal lainnya. Dari FGD ini, bisa dipetakan dulu. Terutama mana yang bisa diterapkan di sekolah, mana di ekstra kulikuler. Dalam kegiatan itu, perwakilan kepala sekolah, pengawas, komite sekolah, MGMP, dan budayawan urun rembug. Pada tahapan berikutnya, hasil diskusi ini nantinya bakal dibuat resume untuk dikirim ke tim ahli Provinsi Jawa Barat. Kemudian, dipaparkan kembali ke sekolah-sekolah hasil kajiannya. \"Penerapan diupayakan secepatnya setelah ada deklarasi dari provinsi. Di tahun semeseter awal tahun ini, bisa diterapkan. Karena ini juga kan tak akan mengubah kurikulum yang ada,\" jelasnya. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: