Harga Bawang Hancur, Petani Eksodus Tanam Jagung

Harga Bawang Hancur, Petani Eksodus Tanam Jagung

CIREBON - Kondisi harga bawang saat ini sedang tak kondusif. Harga jual bawang merah anjlok dan membuat petani merugi. Untuk mencegah kerugian lebih besar, para petani bawang merah untuk sementara mulai melakukan migrasi dan memilih menanam komoditi jenis lainnya yang memiliki risiko kerugian kecil. Kondisi tersebut terlihat di areal pertanian bawang merah di Desa Pabuaran Wetan, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Cirebon. Lahan yang dulunya mayoritas ditanami bawang, kini berubah menjadi lahan pertanian jagung. Salah satu petani yang ditemui Radar, Saliman menuturkan, jika kondisi tersebut sudah berlangsung sekitar tiga bulan terakhir. Saat itu, para petani sudah punya prediksi jika harga bawang akan terus merosot. Jika dipaksakan, justru akan mengalami kerugian yang tidak sedikit. “Selain itu, memang sebagian kalau musim kemarau pilih tanam jagung karena kondisi air yang sulit. Jagung kan tidak butuh banyak air. Selain itu, obat dan pupuknya lebih murah dan usia tanamnya lebih pendek,” ujarnya, kemarin. Saat ini, menurut Saliman, harga bawang berkisar sekitar Rp8.000 perkilogram, sementara harga jagung perkilonya saat ini Rp1.500 perkilogram. “Kita lebih untung tanam jagung ketimbang tanam bawang. Bawang sekarang lagi hancur, tata niaga bawang harus diperbaiki. Kalau seperti ini, mending kita tidak tanam bawang,” imbuhnya. Menurutnya, saat ini hampir sebagian besar petani bawang eksodus menanam jagung. Namun, meskipun saat ini sedang kondisi sulit, masih ada beberapa petani yang nekat menanam bawang meskipun harga di pasaran hancur. “Ada sih yang masih tanam bawang. Biasanya itu yang sudah punya ikatan sama bandar atau pengepul. Jadi tinggal ambil kebutuhan dari mulai bibit dan obat serta pupuk, nanti hitung-hitungannya saat panen. Tapi banyak yang kejeblos juga, malah utangnya semakin banyak,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: