Co-Working Space, Kantor Virtual yang Produktif

Co-Working Space, Kantor Virtual yang Produktif

Dewasa ini, definisi tempat kerja perlu dirumuskan ulang. Seiring tingginya tuntutan terhadap kreativitas dan fleksibelitas. Co-working space, menjanjikan hal ini. DUA tahun terakhir, pekerja di sektor informal mengalami pertumbuhan. Nurwenda (24) salah satunya. Ia adalah videografer. Jasanya tak butuh display toko. Showcase-nya adalah media sosial. Kantornya, cukup yang virtual. Bisa di mana saja. “Kadang di kafe. Tempat ngopi. Sekalian ketemu klien, ngedit, meeting juga,” tutur Wenda, yang ditemui di salah satu kafe di sekitar Jl Siliwangi. Andit (34) juga demikian. Ia bekerja di perusahaan teknologi informasi internasional. Kerjanya online. Tak butuh kantor. Hanya butuh tempat untuk bekerja. Yang representatif. Yang menjanjikan banyak hal. Fleksibelitas. Networking. Sekaligus ruang untuk mencari dan menuangkan ide kreatif. “Yang penting tempatnya nyaman. Internet kencang. Udah aman, bisa kerja,” katanya. Pekerja freelance macam Andit dan Wenda, belakangan ini jumlahnya banyak. Memang sulit didata. Tapi kebutuhan mereka juga tidak bisa diabaikan. Sehingga tidak salah kalau kemudian hadir tempat-tempat yang dinamai co-working space. Co-working space sendiri adalah sebuah konsep yang kini telah banyak bermunculan di kota-kota besar. Kemudian menyusul hadir di Cirebon. Pada dasarnya merupakan konsep ruang kerja yang dapat digunakan secara bersama-sama. Bisa banyak perusahaan berkantor di situ. Karyawannya membaur. Tanpa sekat. Inilah yang menjanjikan kreativitas. Juga networking. Sebab dalam keseharian mereka berinteraksi dengan banyak orang. Dari beragam perusahaan berbeda. Termasuk bagi mereka yang ada di jalur freelance.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: