Nadran, Wujud Syukur Warga Gebang di Tengah Kondisi Sulit

Nadran, Wujud Syukur Warga Gebang di Tengah Kondisi Sulit

CIREBON-Meski dalam situasi ekonomi yang masih belum pulih sepenuhnya pasca terjangan angin kumbang beberapa waktu lalu, sekitar seribuan warga Blok Petoran Desa Gebang Mekar menggelar pesta laut atau Nadran, Minggu (7/10). Warga pesisir timur Cirebon tersebut, tetap menggelar pesta nadran sebagai manifestasi rasa syukur dan harapan agar musim tangkapan ikan mendatang diberkahi hasil yang lebih baik dan melimpah. “Ini sudah tradisi, jadi tidak melihat lagi saat ini sedang paceklik atau tidak. Lagi pula, saat ini hasil tangkapan ikan sudah normal. Sudah sebulan terakhir sudah normal setelah musim angin kumbang selesai,” ujar H Dade Mustofa Effendi, tokoh masyarakat pesisir timur Cirebon yang juga warga asli Gebang Mekar saat ditemui Radar, kemarin. Menurut H Dade, persoalan yang masih membelit nelayan di wilayah Gebang adalah belum mampunya nelayan untuk lepas dari penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan (Attral). “Saat ini kurang lebih ada 70 sampai 80 persen yang pakai alat tidak ramah lingkungan. Ini yang kita sayangkan. Karena ini tidak baik untuk lingkungan. Untuk lepas dari alat ini, memang tidak mudah, apalagi nelayan di kita ini sudah terbiasa sejak dulu begini,” imbuhnya. Saat ini, menurut ketua LSM Sampan tersebut, orientasi para nelayan masih sebatas mencari pendapatan dan penghasilan dari laut dan mayoritas belum memikirkan keberlangsungan ekosistem laut dan habitatnya. “Harapan saya ke depan bisa lebih baik. Nelayan tidak tergantung kepada alat tangkap tidak ramah ini. Karena risikonya nanti jauh di kemudian hari. Habitat ikan bakal rusak dan musnah, harus mulai dari sekarang,” jelasnya. Saat ini, menurut Dade, ada beberapa alat tangkap tidak ramah yang masih digunakan para nelayan, yakni garok, arad, apolo dan pukat. Bahkan, saat ini ada modifikasi alat baru gabungan dari apola dan arad yang disebut oleh nelayan sekitar dengan sebutan porad. “Mudah-mudahan nadran tahun ini jadi momentum. Jadi awal membangkitkan kesadaran para nelayan untuk menjaga lingkungan, merawat laut dan isinya untuk masa depan,” ungkapnya. Sementara itu, tokoh pemuda Desa Gebang Mekar, Rian Jaelani kepada Radar Cirebon menuturkan, dalam kegiatan tersebut turut pula dilakukan kegiatan prosesi acara larung-saji yang menjadi miniatur perahu diarak keliling terlebih dahulu sebelum diseret ke tengah laut. Benda-benda ritual tersebut kemudian dibawa ke tengah laut dan ditenggelamkan. Saat menenggelamkan perahu miniatur tersebut, ratusan perahu nelayan berburu menuju tempat ditenggelamkannya perahu miniatur yang berisi benda-benda ritual nadran untuk mengambil air berkah yang mereka gunakan untuk memandikan perahu mereka. Dengan harapan, di tahun mendatang diberi keselamatan selama melaut dan diberi rezeki berlimpah saat mereka melaut. “Tadi lancar dan tidak ada kendala. Mudah-mudahan tahun depan rezeki melimpah dan hasil tangkapan melimpah, serta masyarakat sekitar sejahtera,” pungkasnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: