Warga RW 06 Suradinaya Utara Waswas Kebanjiran

Warga RW 06 Suradinaya Utara Waswas Kebanjiran

CIREBON–Warga RW 06 Suradinaya Utara, kembali mempertanyakan normalisasi Sungai Kedung Pane yang melintasi permukiman mereka. Pasalnya, kawasan padat penduduk yang masuk dalam teritori Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, itu berpotensi kembali direndam banjir tahunan. Ketua RW 06 Suradiyana Utara Rudi Santoso mengungkapkan, banjir di permukimannya dikarenakan sedimentasi parah di Sungai Kedung Pane. Hal ini menyebabkan daerah aliran sungai (DAS) menyempit. Sehingga ketika debit air sedang tinggi, tidak mampu dialirkan dengan baik. “Februari kemarin itu ada yang sampai 2 meter lebih kerendam banjir,” ujar Rudi, dalam program Baperkam yang ditayangkan RCTV, Minggu (7/10). Warganya, tentu khawatir banjir itu terjadi kembali. Kejadian ketika itu membuat mereka trauma. Limpasan air datang berulang sepanjang Februari. Atau saat musim hujan mencapai puncaknya. Ia menuturkan, harapan atas adanya normalisasi sempat muncul. Terutama saat tim dari Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWS Cimancis). Sayangnya, hingga saat ini tidak ada kelanjutannya. “Mudah-mudahan sebelum musim hujan sudah dikeruk,” katanya. Masalah di RW 06 Suradiyana Utara ini memang kompleks. Daerah ini ada di cekungan. Terkena arus balik air bila drainase Jl Cipto Mangunkusumo penuh. Di saat yang sama, limpasan air dari Sungai Kedung Pane juga masuk ke permukiman. Dalam acara itu, Rudi juga melaporkan beberapa kerusakan infrastruktur yang belum tertanggulangi. Diantaranya keberadaan tiang listrik yang miring dan mengancam rumah di sekitarnya. Dari pantauan Radar Cirebon,  lebar Sungai Kedung Pane mengalami penyempitan. Selain faktor sedimentasi, juga terdapat bangunan, pepohonan dan semak yang tumbuh di penampang basah. Banyaknya hambatan ini tentu akan meningkatan hambatan aliran air. Di sisi lain, BBWS Cimancis baru merencanakan survei lanjutan untuk kawasan itu. Mengingat normalisasi sendiri perlu perencanaan matang. Sementara itu, Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Ir Agung Sedijono mengungkapkan, pihaknya telah melakukan sosialiasi kepada ketua RW di lokasi rawan bencana. Sosialisasi ini bagian dari pra bencana. “Ranah KPBD itu ada di pra bencana dan penanganannya. Saya kita BBWS Cimancis juga sudah tahu masalahnya apa di situ,” katanya. Namun, sembari menunggu adanya normalisasi, Agung juga menyarankan warga untuk membersihkan penampang basah sungai dari beragam gangguan. Baik sampah, kandang hewan, hingga faktor lain yang bisa jadi penghambat aliran sungai. Setidaknya, ada waktu empat bulan untuk bersama-sama melakukan pencegahan. Baik itu oleh BBWS Cimancis, maupun warga setempat. Dari musibah banjir tahun lalu, banjir parah terjadi saat musim penghujan memasuki puncaknya. Diperkirakan di bulan Februari. Dari pantauan Radar Cirebon, selain Sungai Kedung Pane, beberapa sungai lainnya juga mengalami sedimentasi. Seperti Sungai Sukalila, Sungai Kriyan, Sungai Cikalong dan Sungai Kalijaga. Kemudian muara sungai di Kelurahan Kesenden. Di lain pihak, Kepala Bidang Perencanaan dan Program BBWS Cimancis Dwi Agus Kuncoro membenarkan telah melakukan survei ke lokasi, beberapa bulan lalu. Kesimpulannya, terjadi pendangkalan itu disebabkan sedimentasi dari sampah maupun material padat lainnya yang terbawa dari hulu sungai. BBWS Cimancis memang akan melakukan penanganan. Namun lebih dahulu harus berkonsultasi dan berkoordinasi dengan bagian operasional di lapangan. Pasalnya perlu ada kajian dan perencanaan sebelum melakukan pengerukan. Dwi yang dihubungi belum lama ini menuturkan, muara atau hilir sungai di perkotaan biasanya merupakan daerah padat penduduk dan pemukiman, baik sisi kanan maupun kiri sungai. Ini menjadi masalah ketika alat berat maupun truk pengangkut akan masuk ke lokasi. Sehingga survei ini diperlukan untuk perencanaan selanjutnya. \"Masyarakat juga harus sadar pentingnya kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah ke sungai,\" pintanya. (myg/gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: