PKL Sukalila Menata Diri Ingin seperti Jogjakarta dan Bali

PKL Sukalila Menata Diri Ingin seperti Jogjakarta dan Bali

CIREBON-Sentra PKL di Jl Sukalila kembali hidup. Pedagang yang kiosnya terbakar mulai mendirikan lapak-lapak semi permanen. Ketua Paguyuban Pedagang Sukalila Laskar Agung Macan Ali Budi Frame  mengaku sudah izin ke beberapa dinas dan diberikan kebijakan. “Sudah izin, intinya ada kebijakan dan tidak memberatkan,” katanya. Adanya kebijakan itu membuat pedagang lebih tenang. Kemudian bila nanti dalam realisasinya ada yang melanggar, paguyuban yang akan menindak. “Kami rapat, rembukan juga sama DPUPR (Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, red),” tuturnya. Dalam rembukan itu ada ketentuan; memberi ruang untuk  pejalan kaki 1,5 meter di trotoar. Gerobak dan pajangan tidak boleh ada di trotoar. Kebijakan lainnya ialah membolehkan pedagang memperluas lapak maksimal 1 meter ke belakang. Tapi, pondasi kayunya tidak diizinkan untuk ditanam di atas sungai. “Jadi harus menggantung. Kalau ke sungai, nanti ganggu aliran air,” bebernya. Diakui Budi, dibentuknya paguyuban ini pun dalam rangka membantu pemerintah. Sehingga ia dan pedagang lainnya sepakat akan lebih rapi dan menata diri. Dimulai dengan penataan trotoar jalan. Penataan ini nantinya akan menjadi awal baru bagi kawasan Sukalila. Mereka punya mimpi menjadi sentra PKL kerajinan seperti di Jogjakarta dan Bali. Terutama kerajinan bingkai foto, lukisan kaca, hiasan khas Cirebon. Budi yang sudah berjualan sejak tahun 1998 menandaskan, bila nantinya pedagang melanggar kesepakatan, ia sendiri yang akan turun tangan menegurnya. Kemudian tiap kios wajib memasang lampu. Sehingga di malam hari kawasan itu tidak gelap gulita. (apr/myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: