Gawat! Kekerasan Anak di Kota Cirebon Terus Meningkat

Gawat! Kekerasan Anak di Kota Cirebon Terus Meningkat

CIREBON-Kekerasan fisik mental dan seksual yang dialami anak-anak cenderung meningkat. Kenaikannya mencapai 30 persen. Pekerja Sosial (Peksos) Kementerian Sosial Siti Fatimah AKS mengatakan, untuk tahun ini saja, ditemukan 40 kasus. Angka ini masih bisa bertambah, karena pendataan baru sampai Oktober. “Kalau dibanding tahun lalu jelas ada peningkatan. Tahun 2017 itu 30 kasus,” ujar Siti kepada Radar Cirebon. Siti menyebutkan, kecenderungan peningkatan ini baru yang terdata. Seperti diketahui, kasus kekerasan anak ini ibarat gunung es. Kecenderungannya, kasus juga banyak terjadi di tengah mayarakat. Hanya saja tidak dilaporkan. Atau warga enggan melapor. “Jumlah 40 kasus ini memprihatinkan,” ucapnya. Dari data yang ada, disebutkan bahwa anak-anak korban kekerasan rata-rata berusia SD. Mayoritas adalah kekerasan seksual. Baik pencabulan maupun pelecehan seksual. Alumnus STKS Bandung ini mengingatkan, 40 kasus dalam setahun sudah masuk kategori waspada. “Indikatornya itu 10 kasus. Di atas itu, waspada,” tandasnya. Namun, bila Kota Cirebon tidak menangani ini. Bukan tidak mungkin bakal menyusul Bali dan DKI Jakarta. Dua daerah itu ada di kategori darurat. Yang tidak kalah mengkhawatirkan ialah perubahan pelaku kekerasan. Sebelum tahun 2018, pelakunya di luar lingkungan. Mayoritas anak-anak. Sementara belakangan ini kecenderungannya justru orang dekat. Yang notabene didomonasi usia dewasa. “Pikiran kita selama ini anak kita takut diculik. Padahal ada bahaya dari orang dekat juga,” tegasnya. Berdasarkan kecamatan, angka kekerasan tertinggi ada di Kecamatan Lemahwungkuk, disusul  Kecamatan Harjamukti. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: