Pasar Dadakan di Bima Ternyata Bernaung di Tiga Paguyuban

Pasar Dadakan di Bima Ternyata Bernaung di Tiga Paguyuban

CIREBON-Pedagang Kaki Lima (PKL) dadakan yang berjualan hari Minggu di Kompleks Stadion Bima mengklaim membersihkan sampah usai jualan. Adanya keluhan dari RW 6 Bima, kemungkinan ditujukan pada PKL yang setiap hari berjualan di stadion bima. Ketua Badan Ikatan Komunikasi Pedagang Kaki Lima (BKI-PKL) Suhendi mengaku, sudah menginstruksikan kepada pedagang agar sampah dikumpulkan dalam plastik. Nantinya ada petugas yang membuang ke TPS Bima. Hanya saja, pedagang dadakan setiap hari minggu di Stadion Bima ini dinaungi juga oleh tiga paguyuban yang berbeda. Di sana, ada PKL yang dibina oleh BKI PKL, Forum Silaturahmi PKL, dan Pemuda Kalikoa. “Kalau PKL yang dibina dan menjadi anggota BKI PKL habis jualan dibersihkan,” kata Suhendi sembari menunjukkan dokumentasi petugas kebersihan yang menggunakan seragam BKI-PKL. Petugas ini yang disebut dia menyapu dan membersihkan sampah-sampahnya. Berbeda dengan pedagang harian. Sebab, mereka tidak dalam naungan BKI-PKL. Tapi, dia juga mengakui, pernah mendapat keluhan dari pedagang ada yang mengatasnamakan dari warga desa. Mereka menarik iuran kebersihan. Namun, ia tak mau terlibat dengan masalah ini. Karena beda pengelolaan PKL. “Saya dapat aduan dari pedagang. Saya tidak bisa ikut komentar,” katanya. Dia menjelaskan untuk PKL yang berada dalam binaan BKI-PKL, saat hari Minggu berada di areal Stadion Bima. Dan itu masuk ke Kelurahan Sunyaragi. Sehingga tidak ada hubungannya dengan keluhan sampah dari RW 06 Bima. Seperti diketahui, keberadaan PKL di kawasan olahraga Stadion Bima, dianggap mengganggu kenyamanan warga. Sampah sisa jualan mengoroti lingkungan. Juga menyumbat saluran air. Merasa tegurannya tak digubris, warga RW 06 Bima, memilih melaksanakan kerja bakti. Sebagai bentuk sindiran. Sekaligus mengingatkan agar sama-sama menjaga kebersihan. “Kalau protes sebetulnya sudah lama. Tapi nggak pernah digubris,” ujar Ketua RW 06 Bima, Agus, kepada Radar Cirebon, akhir pekan lalu. Teguran halus ini merupakan respons warga. Atas sampah PKL yang ditumpuk di sejumlah bidang jalan, juga taman. Lalu, sampah dibakar. Seringkali asapnya masuk ke komplek perumahan. Kondisi ini terus berlangsung setiap harinya. Belum lagi, sampah lainnya yang dibuang justru ke dalam saluran air. Terang saja, perilaku ini membuat warga khawatir drainse tersumbat. Mengingat sebentar lagi musim hujan. \"Di sini, setengah dari saluran air tetrutup sampah PKL. Kalau hujan, ini air pasti menggenang,” kata Agus, didampingi warga lainnya. Kerja bakti tersebut dilaksanakan, Sabtu (20/10). Dengan aksi bersih-bersih ini warga berharap dapat mengingatkan para pedagang untuk sama-sama menjaga kebersihan. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: