Pintu Air Embung Krasak Hanya Satu, Bikin Warga Cemas saat Musim Hujan

Pintu Air Embung Krasak Hanya Satu, Bikin Warga Cemas saat Musim Hujan

INDRAMAYU - Beberapa daerah di Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan sudah mulai diguyur hujan. Kondisi ini membuat masyarakat di sekitar Embung Krasak Jatibarang harap-harap cemas. Pasalnya, Embung Krasak yang tuntas dibangun pada 2017 itu hanya memiliki satu pintu sebagai jalan masuk air. Celakanya, embung itu tidak memiliki pintu keluar air. Sehingga dikhawatirkan saat hujan deras, air meluap karena tidak dialirkan. Warga setempat, Mara (50) menyebutkan, selama ini warga memang menanti-nantikan kehadiran embung. Apalagi, masyarakat Krasak mayoritas berprofesi sebagai petani. Namun sayangnya, usai dibangun pada 2017, embung Krasak belum sempurna. Selain kurang terawatt, embung Krasak hanya memiliki satu pintu air. Itu pun hanya pintu untuk jalan masuk air. Sementara embung tidak dilengkapi dengan pintu untuk mengeluarkan air. “Harusnya pintu air ada dua. Ada sebagai aliran air masuk, ada juga sebagai pintu untuk mengalirkan air dari embung ke saluran-saluran. Tapi di sini cuma sebagai pintu masuk saja. Ya seperti gabung dengan saluran untuk mengeluarkan air. Jadi ketika air banyak ya air balik lagi,” ujarnya. Selain itu, kondisi embung yang kurang terawat, membuat tanggul-tanggul embung dipenuhi semak belukar. Bahkan tanggul embung telah beralih fungsi sebagai lahan pertanian dadakan. Kondisi itu dikhawatirkan dapat merusak tanggul embung yang pecah-pecah di musim kemarau, longsor dan tipis. “Mudah-mudahan bisa dilakukan pembenahan lagi agar lebih bermanfaat. Bukan hanya sebagai tempat menampung air saja, tapi air yang tersedia di embung bisa dialirkan ke sawah-sawah yang membutuhkan,” ujarnya. Sementara, Koordinator Penyuluh Kecamatan Jatibarang, Oyot mengatakan, kondisi embung krasak Saat ini perlu dilakukan pembenahan. Ia mengaku, pintu embung sebagai jalan keluar air perlu dibuat agar penyaluran air ke lahan pertanian lebih mudah. “Kalau tak dibangun pintu pembuangan, ya bisa-bisa air terus masuk, dan tak bisa lagi ditampung. Akhirnya limpaslah ke permukiman warga. Apalagi letak embung sendiri sangat dekat dengan pemukiman warga,” tuturnya. (oni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: