Demi Proyek DAK, Perumda Air Minum Geser Pipa
CIREBON–Peningkatan infrastruktur jalan, trotoar dan saluran di Jalan Pangeran Drajat, berdampak serius pada jaringan pipa distribusi air minum. Beberapa mengalami kerusakan serius. Sehingga mengganggu layanan pelanggan. Rencananya, tim teknis Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Giri Nata bakal melakukan pemindahan pipa. Dengan begitu, diharapkan kerusakan dan gangguan pada jaringan distribusi tidak terulang. “Rencananya kami geser. Ini menghindari ada kerusakan lagi,” ujar Direktur Utama Perumda Air Minum Sofyan Satari. Penggeseran saluran itu rencananya bakal dilakukan di sepanjang Jl Pangeran Drajat. Mengingat galian saluran itu persis berada di atas jaringan pipa distribusi. Meski ada pekerjaan ini, Sofyanmeyakinkan masyarakat agar tidak khawatir dengan pelayanan air bersih. Perumda Air Minum akan melakukan penggesaran pipa bertahap. Sehingga pelayanan bakal berjalan normal. “Memang bakal ada gangguan. Tapi air kami pastikan tetap sampai ke pelanggan,” tukasnya. Berkurangnya debit air memang sudah dirasakan warga sejak proyek dana alokasi khusus (DAK) tersebut berjalan. Watini (40), mengeluhkan gangguan distribusi ini. Sejak ada proyek, debit air ledeng berkurang. Rupanya pipa jaringan distribusi ikut rusak karena galian trotoar. “Air keluar cuma netes. Lagi musim kayak gini kan bikin repot,” tukasnya. Watini mengakui, kerusakan pipa milik Perumda Air Minum itu, sudah diperbaiki. Tetapi perbaikannya tidak tuntas. Masih ada kebocoran di dalam tanah. Hal ini pula yang membuat aliran air belum normal. Keluhan lain diungkapkan para pemilik usaha. Pekerjaan saluran dan trotoar itu membuat badan jalan jadi menyempit. Kemudian akses pejalan kaki juga terbatas. Penyebabnya, galian di sepanjang lajur kiri ruas jalan tersebut. Seperti diketahui, proyek ini merupakan bagian dari DAK Rp39 miliar, di lima ruas jalan. Pekerjaan ini sedang kejar target, mengingat harus tuntas di akhir tahun. Sunardi (60), warga Jalan Pangeran Drajat Kelurahan Jagasatru, meminta tumpukan tanah agar lebih diperhatikan. Terhitung sudah satu pekan show room motor bekasnya ditutupi galian. “Jangankan orang mau masuk show room. Berhenti aja susah,” kata Sunardi. Masalah lainnya ialah debu. Motor bekas yang dipajang jadi cepat kotor. Harus sering-sering dibersihkan. Tentu saja ini jadi pekerjaan tambahan yang cukup merepotkan. \"Saya sudah komplain ke pekerjanya. Katanya nanti diangkutnya sekaligus,\" ungkapnya. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: