PKL Klaim Tak Merasa Mengotori Kawasan Bima

PKL Klaim Tak Merasa Mengotori Kawasan Bima

CIREBON-Pedagang Kaki Lima (PKL) di areal Stadion Bima, tetap berjualan seperti biasanya. Walaupun pada Sabtu (20/10), ada sejumlah warga yang melakukan aksi bersih-bersih sebagai bentuk teguran halu. Nuraeni (45) yang berdagang minuman berharap pedagang tidak terus-terusan disalahkan. Mengingat, dirinya berjualan dengan tetap menjaga kebersihan. “Saya kumpulin sampah. Dibuang sendiri ke TPS Bima,” ujar Nuraeni, kepada Radar, Selasa (23/10). Dengan kesadaran ini, ia merasa usahanya tak mencemari lingkungan. Apalagi sampai mengganggu kenyamanan warga di Komplek Perumahan Stadion Bima. Begitu pula dengan iuran kebersihan yang dipungut kepada pedagang. Dia merasa masih wajar dan tidak memberatkannya. Namun, para PKL di Stadion Bima sendiri menolak menyebutkan jumlah iuran ini. Termasuk kepada siapa disetorkan. “Yang penting bisa cari nafkah. Saya juga nggak merasa buang sampah sembarangan,” katanya. Sepengetahuannya, para pedagang sudah tahu apa yang dilakukan untuk menjaga kebersihan. Itu seperti aturan yang tidak tertulis. Tapi diakui, setelah pasar dadakan hari Minggu, areal stadion jadi banyak sampah. Ini juga tidak lepas dari kehadiran pengunjung. Yang buang sampah di mana saja. Tapi, di hari Minggu ini sudah ada petugas yang langsung membersihkannya. Ia menjamin, keesokan harinya sampah sudah terangkut. Pedagang lainnya, Ito meminta, untuk tidak mempermasalahkan iuran. Yang dia inginkan ketenangan dalam berdagang bisa dijaga. Menurutnya, berdagang di sini walaupun tidak terlalu ramai, namun telah memiliki pelanggan.\"Masalah kebersihan, saya rasa sudah kami lakukan,\" ucapnya. Seperti diketahui, keberadaan PKL di kawasan olahraga Stadion Bima, dianggap mengganggu kenyamanan warga. Sampah sisa jualan mengoroti lingkungan. Juga menyumbat saluran air. Merasa tegurannya tak digubris, warga RW 06 Bima, memilih melaksanakan kerja bakti. Sebagai bentuk sindiran. Sekaligus mengingatkan agar sama-sama menjaga kebersihan. Teguran halus ini merupakan respons warga. Atas sampah PKL yang ditumpuk di sejumlah bidang alan, juga taman. Lalu, sampah dibakar. Seringkali asapnya masuk ke komplek perumahan. Kondisi ini terus berlangsung setiap harinya. Belum lagi, sampah lainnya yang dibuang justru ke dalam saluran air. Kerja bakti tersebut dilaksanakan, Sabtu (20/10). (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: