Satpol PP Kesulitan Menata PKL Bima, Dibenturkan dengan Masalah Aset

Satpol PP Kesulitan Menata PKL Bima, Dibenturkan dengan Masalah Aset

CIREBON–Pedagang kaki lima (PKL) Stadion Bima sulit ditata. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) seperti tak berdaya di hadapannya. Meski Pemerintah Kota Cirebon sudah melakukan penempatan sedikitnya 70 pedagang di selter. Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP, R Yuki Maulana memilih tidak banyak berkomentar. Ia membenturkan masalah ini dengan alih status aset Stadion Bima yang belum tuntas. “Silahkan tanyakan ke bidang Aset,” kata Yuki singkat. Namun, apa yang disampaikan Yuki jadi kontradiktif. Pasalnya, penertiban sebelumnya pernah dilakukan. Satpol PP membongkar lapak pedagang baik yang permanen dan semi permanen dalam persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX dua tahun yang lalu. Penertiban berikutnya dilakukan menjelang penempatan pedagang ke Selter Bima. Di bangunan itu, ada 70 PKL yang bisa ditampung. Sisanya ditertibkan. Sebagian lagi memilih membongkar lapak semi permanen yang mereka dirikan secara swadaya. Namun, ketertiban ini tidak bertahan lama. Upaya pengawasan yang dilakukan pun sepertinya tidak berjalan. Mengingat pertambahan jumlahnya yang tidak dikendalikan. Apakah ada hubungannya dengan masalah Aset?  Sukarman dari Bidang Aset Badan Keuangan Daerah (BKD) tak mau menautkan masalah ini. Tetapi dalam persoalan menyangkut aset, Komplek Stadion Bima memang belum resmi milik Permintah Kota Cirebon. Statusnya pinjam pakai sampai tahun depan. “Belum punya kita,” kata Sukarman. Pemkot sudah berulangkali mengupayakan alih status ini ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Namun pengalihan aset ini butuh persetujuan presiden. Mengingat nilai aset dan status kepemilikan sebelumnya yakni, PT Pertamina. Selain penertiban yang selalu mentok, masalah sampah juga merundung Stadion Bima. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang mengelola Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) di areal tersebut sering menghadapi masalah kelebihan kapasitas. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Drs H RM Abdullah Syukur MSi tak menampik, banyaknya sampah di komplek Stadion Bima juga imbas dari aktivitas pedagang. Oleh karena itu, ia meminta PKL untuk memiliki kesadaran membersihkan lingkungan sekitar lapaknya. Termasuk sampah yang berserakan. “Jadi ini terkait kesadaran juga. Kita berharap PKL menjaga kebersihan,” katanya. Masalah kebersihan ini yang juga dipersoalkan warga RW 06 Perumahan Bima. Sampai mereka melakukan kerja bakti untuk memberikan teguran halus. Sekaligus bentuk komplain atas drainase yang tersumbat. Mengenai hal ini, Syukur meminta pihak yang menarik retribusi untuk bertanggung jawab. Bagaimana menjaga kebersihan komplek olahraga tersebut. Agar masyarakat dan siapapun yang beraktivitas di area tersebut mendapatkan kenyamanan. “Saya mohon pedagang ikut menjaga kebersihan,” ucapnya. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: