KPK “Kuras” Rumah Ajudan Bupati Cirebon

KPK “Kuras” Rumah Ajudan Bupati Cirebon

DENI Syafrudin. Ia termasuk salah satu target OTT KPK, Rabu lalu (24/10). Dari rilis KPK, Deni disebut sebagai ajudan. Dari rumahnya di Kedawung Regency 3, KPK menyita uang Rp116 juta pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu. Tim juga menemukan bukti setoran ke rekening penampung milik bupati yang diatasnamakan orang lain dengan nilai Rp6.425.000.000. Hingga kemarin, keberadaan Deni belum diketahui. Sama seperti beberapa orang lainnya yang dibawa KPK. Sejauh ini baru Sunjaya Purwadisastra dan Gatot Rachmanto yang ditetapkan menjadi tersangka. Penelusuran Radar, rumah Deni di kompleks perumahan Kedawung Regency 3 berada di Blok Jasmine. Rumah dengan cat warna putih. Ya, dari rumah itulah, Tim KPK memulai proses operasi tangkap tangan (OTT), kemudian menyeret sekdis PUPR, bupati, kepala BKPSDM, hingga kabid mutasi, dan lainnya. Deni sendiri diketahui sudah sekitar dua tahun bermukim di kompleks perumahan denga sistem cluster tersebut. Hal tersebut disampaikan Rahadian, ketua RT 05 RW 08 saat ditemui Radar, kemarin. Menurut  Rahadian, secara pribadi ia jarang bertemu Deni. Hal tersebut karena sama-sama sibuk.  Rahadian sering banyak kegiatan di luar kota, sementara Deni juga sibuk karena bekerja sebagai ajudan bupati. “Saya jarang ketemu beliau (Deni, red). Maklum mungkin beliaunya sibuk. Hanya beberapa kali saja selama tinggal di sini. Untuk KTP sendiri bukan di sini. Jadi di sini hanya izin tinggal domisili saja,” ujar Rahadian. Ia terakhir kali komunikasi dengan Deni sekitar tiga bulan lalu. Saat itu Deni mengundangnya lewat sambungan telepon untuk hadir di acara keluarga. “Tapi saya waktu itu sedang di luar kota, saya tidak bisa hadir. Beliau dikenal baik dan tidak macam-macam. Di sini total sekitar 150 KK yang tinggal,” imbuhnya. Terkait penggerebekan, Rahadian mengaku tidak menyaksikan secara langsung prosesnya karena waktu itu ia ada pekerjaan di luar kota. “Saya tahu itu justru dari desas-desus teman. Kebetulan juga saya sebagai EO, sering bersentuhan dengan teman-teman media. Begitu dapat info, saya langsung kontak sekuriti dan benar katanya ada penggerebekan. Tapi dari sekuriti tidak menjelaskan apa saja yang dibawa dalam penggerebekan itu,” jelasnya. Sementara salah satu warga yang meminta namanya tak dikorankan, menuturkan, setelah proses penggerebekan oleh KPK, rumah Deni terlihat sepi. Di depan rumah Deni pun seperti biasa, masih terparkir mobil Pajero Sport warna putih. Namun diakuinya, ada aktivitas yang berbeda Jumat (26/10). Sejumlah pekerja terlihat sibuk di rumah tersebut. Mereka memindahkan hampir seluruh barang-barang dari dalam rumah dengan menggunakan mobil pikap. “Semuanya diangkutin. Seperti mau pindah. Saya juga tidak tahu mau pindah ke mana. Dari mulai peralatan dapur, kursi, dan perabotan lain diangkut semua. Tiba-tiba pindahan,” ungkap warga itu. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: