Operasikan Resi Gudang, Tampung Gabah Petani

Operasikan Resi Gudang, Tampung Gabah Petani

MAJALENGKA - Keberadaan resi gudang yang berlokasi di Desa Ligung Lor, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, yang puluhan tahun terbengkalai kini mulai menemukan titik terang. Hal ini seiring bakal kembali dioperasikannya resi gudang berkat kerja sama Pemerintah Kabupaten Majalengka dengan Bulog. “Petani sering mengeluh ketika musim tanam tiba. Mereka dipusingkan dengan kebutuhan modal yang tidak sedikit. Karena untuk mengolah lahan pertanian dimulai dari awal penanaman sampai dengan panen itu, petani membutuhkan modal. Setelah panen raya tiba khususnya musim rendengan, petani juga dipusingkan dengan kualitas dan anjloknya harga jual gabah,” ujar Kepala Bagian Agro Bisnis PD Sindangkasih Multi Usaha (SMU), Apan Sutarpan, di hadapan ratusan para gapoktan dan para Kasi Ekbang se-Kecamatan Ligung di acara silaturahmi antara Bulog dan para gapoktan yang difasilitasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Ligung, Sabtu (27/10). Apan menjelaskan, dengan dioperasikannya resi gudang ini, diharapkan bisa membantu para petani baik di segi permodalan maupun pasca panen raya. Kehadiran resi gudang yang nantinya akan bekerja sama dengan PT MDB Ligung diharapkan bisa menjawab keluhan para petani. Mantan Kepala Desa Wanasalam Kecamatan Ligung ini mengungkapkan, resi gudang yang dikelolanya bisa menampung gabah hasil panen sebanyak 1.400 ton. “Artinya, ke depan petani tidak lagi pusing terkait cuaca dan harga anjlok yang sering dialami. Pengelola resi gudang siap menampung gabah petani,” kata Apan. Terkait dengan kebutuhan dana, pihak perbankan yang tergabung dalam Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) akan memberikan pinjaman lunak dengan jasa 0,5 persen setiap bulannya. “Jadi sekarang petani tidak perlu menjual hasil panennya ke para tengkulak. Fasilitas di resi gudang sudah cukup memadai. Untuk pengeringan, Bulog telah membangun mesin pengering, kebutuhan modal, dan pengelola siap memfasilitasi,” paparnya. Sementara itu, Direktur Pengembangan Bumdes dan Industri Perum Bulog, Imam Subowo yang hadir langsung di acara ini mengapresiasi semangat para petani yang begitu antusias mengikuti kegiatan ini. Menurutnya, saat ini petani terlihat lesu. Hal itu terjadi karena nasib petani sampai hari belum menentu. “Mereka diombang-ambing oleh ketidakpastian. Baik ketidakpastian masalah permodalan maupun ketidakpastian terkait pemasaran hasil panen,” ujarnya. Lebih lanjut, dijelaskan Imam, ada tiga poin yang menjadi beban petani, pertama masalah permodalan. “Kedua soal pangsa pasar, dan yang ketiga adalah terkait kualitas gabah di saat panen rendengan,\" ujar Imam. Oleh karena itu, sambungnya, kehadiran negara dalam hal ini Bulog melalui PT MDB Ligung dan bekerja sama dengan resi gudang, nantinya akan menjawab semua keluhan para petani. Terkait permodalan pihak bank pemerintah siap memfasilitasi. Masalah pasar, kata Imam, MDB juga siap menampung gabah petani dengan harga pasaran yang ditetapkan oleh Bulog. “Terkait kualitas, pihak MDB telah menyiapkan mesin pengering berkapasitas puluhan ton untuk sekali operasi,” ujarnya. Camat Ligung Yoyo berharap, ke depan petani harus bisa memanfaatkan kesempatan yang baik ini. Karena di kecamatan lain fasilitas resi gudang tidak memiliki. “Satu-satunya kecamatan yang memiliki resi gudang hanyalah Kecamatam Ligung. Terkait langkah dan prosedur silakan tempuh sebagaimana mestinya,\" ungkap Yoyo. Dengan semakin dipermudahnya permasalahan petani, lanjutnya, ke depan petani tidak lagi bicara rugi. Pasalnya, dari mulai bibit, pupuk, modal sampai fasilitas pengeringan dan pasar sudah difasilitasi oleh Bulog, dalam hal ini MDB Ligung. “Ke depan, petani lebih banyak diuntungkan, sehingga bisa menarik kaum muda untuk terjun ke dunia pertanian,” pungkasnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: