Daripada di Selter, Pedagang Memilih Jualan di Lapangan

Daripada di Selter, Pedagang Memilih Jualan di Lapangan

CIREBON-Kios pedagang kaki lima (PKL) di selter Stadion Bima, ditinggal penghuninya. Tercatat hanya 15 pedagang saja yang sehari hari memanfaatkan fasilitas dari Pemerintah Kota Cirebon tersebut. Para pedagang yang menerima bantuan selter kebanyakan memilih pindah. Mereka beralasan pendapatannya turun drastis. Leka (38) mengaku kembali buka lapak di lahan yang sudah ditertibkan, karena penghasilanya menurun drastis. “Ya bayangin aja, luasnya 1,7 meter. Cuma muat satu meja sama dua kursi. Kita juga nggak enak kalau pembeli nggak kebagian tempat duduk,” ujar Leka kepada Radar Cirebon. Dirinya juga merasa tidak enak bila harus bersaing dengan pedagang lain untuk urusan tempat duduk. Hal sepele semacam ini justru bisa memicu gesekan. Apalagi kondisi emosi pedagang juga labil. Mengingat dagangan yang kurang laku. “Kalau di selter kita itu kayak jualan baju. Harus nawar nawarin dagangan ke pembeli. Kalau di sini, yang beli datang sendiri,” ungkapnya. Meski begitu, dirinya kembali menempati kiosnya yang berada di selter. Dengan syarat pemerintah juga konsisten. Pertama, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menertibkan PKL non selter. Kedua, Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop-UKM) juga memperhatikan promosi dan pemberdayaan. Bila memungkinkan, diusulkan agar dua selter yang ada dijadikan satu lapak. Pedagang lainnya, Siti (55) masih bersabar dengan berjualan di selter. Meski dagangannya kurang laku. Dirinya mengaku beruntung, meski hanya mendapatkan satu kios kecil tetapi pedagang yang berada di sampingnya tidak berjualan. Dengan begitu, ia bisa “meminjam” lahan untuk menampung para pelangganya yang kebanyakan para mahasiswa itu lebih banyak. “Udah izin, jadi agak lega. Kalau cuma satu kios ya sempit sekali,” ucapnya.  (awr-mg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: