Penumpang Lion Air JT 610 yang Ditemukan Bertambah
JAKARTA - Proses pencarian korban pesawat Lion Air JT 610 terus berlangsung. Jumlah korban yang ditemukan juga bertambah. Tadi malam sekitar pukul 21.00 WIB, dua kapal Basarnas tampak bersandar di dermaga JICT 2, Tanjung Priok. Kapal membawa 7 kantong jenazah. Enam di antaranya disebut-sebut berisi potongan tubuh. Kapal pertama, KN SAR Basudewa, tiba dulu pukul 21.00, membawa lima kantong jenazah. Tapi satu kantong berisi serpihan pesawat. “Kapal pertama bawa lima kantong, tapi satunya hanya serpihan,\" ujar Kepala Urusan Tim DVI Polda Metro Jaya Iptu Agus. Sementara KN SAR Sadewa yang bersandar sekitar pukul 21.20, membawa dua kantong jenazah. Dua-duanya nya berisi potongan tubuh. Agus mengakui 6 kantong jenazah yang dibawa kedua kapal itu berisi potongan tubuh. Tapi satu kantong berisi serpihan pesawat. Enam kantong itu dibawa ke RS Polri Kramat Jati. Sementara itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terus berupaya melakukan pencarian dan pengembangan kasus jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Fokus utama kini mencari cockpit voice recorder (CVR). Wakil Ketua KNKT, Haryo Satmiko mengatakan memaksimalkan pencarian CVR timnya kembali melakukan penambahan personel dan telah bergabung di Kapal Baruna Jaya 1. “Tambahan tenaga berupa dua investigator KNKT dan dua investigator dari NTSB Amerika. Mereka telah bergabung sejak pukul 10 pagi tadi (kemarin),” ujarnya di Kantor KNKT, Jumat (2/11). Pihaknya pun juga mendapat tambahan alat, yakni satu buah ping locator dari NTSB Amerika. Dengan demikian total Kapal Baruna Jaya 1 telah dipersenjatai empat ping locator. Diungkapkan Haryo, dengan tambahan personel dan peralatan canggih, CVR diharapkan bisa segera ditemukan. “Tim kami juga terus stand by di lokasi sambil melakukan penyortiran dan identifikasi puing pesawat. Puing pesawat akan kita pindahkan di tempat aman. Ini untuk memaksimalkan proses investigasi,” katanya. Pihak KNKT yang diterjunkan tak hanya fokus dalam melakukan proses identifikasi pada badan pesawat dan pencarian CVR. Diungkapkan Haryo, interview juga dilakukan kepada kru pesawat dan kru kabin yang saat itu menumpangi pesawat dengan rute Denpasar-Jakarta sebelum akhirnya jatuh sehari kemudian. “Semua kita lakukan dengan bekerja secara kolektif. Semua kita susun dengan baik agar koordinasi dan hasil investigasi bisa berjalan maksimal,” ungkapya. Sementara itu, Presiden Joko Widodo kembali mengunjungi Posko Basarnas di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (2/11. Kedatangan RI 1 untuk memantau perkembangan pelaksanaan operasi SAR yang sudah memasuki hari kelima. Presiden langsung masuk ke posko untuk melaksanakan rapat terbatas. Secara terperinci, kepala Basarnas menyampaikan paparan pelaksanaan operasi SAR yang dilaksanakan tim gabungan sejak hari pertama hingga update terakhir. Presiden memberikan apresiasi kepada 859 personil dari Basarnas, TNI-Polri, Kementerian Perhubungan, Bakamla, BPPT, KKP, Pertamina, Bea Cukai, dan seluruh stakeholder serta masyarakat potensi SAR lainnya yang telah terlibat dalam operasi SAR, 24 jam nonstop sejak musibah terjadi. “Saya telah mendapatkan penjelasan terperinci dari Kabasarnas. Selanjutnya, saya titip pesan agar menggunakan seluruh kemampuan yang ada, kecanggihan teknologi, kerja cepat sehingga dapat menemukan seluruh korban,” katanya. Presiden juga memberikan apresiasi kepada 2 penyelam dari Taifib dan 1 personel dari BPPT yang telah berhasil mengangkat bagian black box. Presiden juga meminta KNKT untuk secepatnya melakukan penyelidikan untuk memgungkap penyebab kecelakaan. “Keselamatan penumpang diprioritaskan dan saya berharap tidak ada lagi kecelakaan pesawat di masa yang akan datang,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: