Petani Garam di Kabupaten Cirebon Butuh Gudang Penyimpanan

Petani Garam di Kabupaten Cirebon Butuh Gudang Penyimpanan

CIREBON- Kemarau yang stabil dan panjang membuat produksi garam di Kabupaten Cirebon cukup melimpah untuk masa produksi tahun 2018. Di luar prediksi, kemarau yang terjadi tahun ini lebih lama ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Kondisi tersebut tak pelak membuat garam kini bisa terlihat dan didapat dengan mudah di mana pun, terutama di wilayah dan daerah sentra-sentra penghasil garam. Namun, kondisi tersebut bukan tanpa masalah. Para petani garam kini kebingungan untuk menyimpan garam hasil produksi karena rata-rata para petani garam tidak memiliki gudang penyimpanan. Jangankan untuk menyimpan di gudang-gudang yang sesuai dengan standar, para petani rata-rata tidak mau mengeluarkan uang untuk menyewa atau menyimpan di gudang, karena ketiadaan biaya. Terlebih, harga garam di tingkat petani sangat rendah dan jauh dengan harga garam di pasar tradisional sekalipun. “Kita sudah biasa simpan di pinggir jalan atau di lahan kosong. Untuk bagian bawahnya, kita beri lapisan terpal atau anyaman bambu. Untuk samping-sampingnya, kita beri tumpukan karung keliling. Di bagian tengahnya, baru kita letakan garam krosok curah. Lalu di atasnya kita tutup terpal,” ujar Sukasno petani garam warga Desa Waruduwur saat ditemui Radar Cirebon. Menurutnya, para petani umumnya memang tidak memiliki gudang garam. Gudang-gudang yang ada umumnya adalah milik para bakul dan tengkulak yang hanya menyimpan garam yang sudah menjadi milik para bakul tersebut. “Kan kita tidak mungkin sewa gudang, terlalu mahal. Kalau harus sewa gudang, di satu sisi kita tidak punya gudang. Di sisi lain, kita tidak bisa menjual sekarang karena harganya murah. Ya, jadilah disimpan di pinggir jalan,” imbuhnya. Sementara itu, Sabri tokoh petani garam Cirebon Timur menuturkan, kendala yang dihadapai petani garam adalah masih sedikitnya lokasi-lokasi penyimpanan garam. Sehingga, petani tidak bisa menyimpan dan menjual garam di saat harganya tinggi. “Memang ada beberapa lahan atau gudang penyimpanan milik pemerintah. Tapi kalau panen raya, saya yakin tidak akan sanggup menampung produksi garam. Harus ada penambahan dan gudang itu harus bisa diakses masyarakat umum secara bebas,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: