Proses Identifikasi Korban Lion Air Terus Dilakukan
JAKARTA-identifikasi korban Lion Air JT 610 terus dilakukan. Kemarin, 17 identitas jenazah kembali diungkap tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri. Namun masih ada 145 data antemortem yang belum teridentifikasi. Wakil Kepala Operasi Tim DVI Polri Kombes Triawan Marsudi mengatakan identifikasi korban diperoleh melalui sidik jari dan DNA. “Dari 17 jenazah, di antaranya 12 korban diidentifikasi melalui DNA. Sisanya melalui sidik jari. Jadi hingga saat ini total sudah 44 jenazah telah berhasil kita identifikasi,” ujarnya di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa malam (6/11). Triawan menjelaskan, hasil identifikasi itu diperoleh pada Selasa (6/11) sekitar pukul 17.30 WIB. Dari total 44 jenazah, kata dia, didominasi korban berjenis kelamin laki-laki sebanyak 33 jenazah. Sisanya jenazah wanita. Tim DVI pun terus berupaya untuk melakukan identifikasi korban. Kepala Operasi Tim DVI Kombes Lisda Cancer mengungkapkan, pihaknya telah menerima 189 antemortem di mana 44 di antaranya telah diidentifikasi. “Jadi masih ada 145 data antemortem yang belum kita identifikasi,\" ungkapnya. Saat 17 jenazah yang identitasnya diketahui, secara bersamaan pihaknya masih memeriksa beberapa sampel DNA. Sampel yang telah diperiksa tersebut dikirim lagi kepada kepala Lab DNA untuk digelar pemeriksaan lanjutan. Di lokasi berbeda bersamaan tim penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) kembali menemukan satu turbin pesawat Lion Air JT 610. Rencananya turbin baru akan diserahkan ke posko SAR Basarnas, JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu hari ini (7/11). Rasa haru, pilu, dan harapan terpancar pada proses tabur bunga di lokasi jatuhnya pesawat. Hanya doa yang bisa dipanjatkan. Duka itu begitu mendalam. Seperti itulah pemandangan yang nampak di buritan KRI Banjarmasin dan Banda Aceh, Selasa siang (6/11). Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi yang on board di KRI Banjarmasin tak kuasa menahan rasa harunya. Mantan pilot pesawat tempur F16 tersebut mendapat pelukan dan tangisan dari keluarga korban. Peraih penghargaan Adhi Makayasa atau lulusan terbaik Akabri Angkatan 1984 dari Matra Udara tersebut terlihat mencium anak-anak para korban dengan penuh empati. “Saya bisa merasakan apa yang bapak ibu, serta saudara-saudara rasakan,” ungkapnya. Saat keluarga korban mengirim doa dan tabur bunga dari atas kapal, tim SAR tetap bersemangat melaksanakan operasi SAR. Dari pantauan udara terlihat jelas, Kapal Victori milik Pertamina yang dilengkapi dengan Multi Beam Echo Sounder (MBES), Side Scan Sonar, Ping Locator, Differential Global Positioning System (DGPS), dan Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV) itu sandar menggunakan 4 jangkarnya. Kapal inilah yang menjadi titik sentral operasi pencarian dan mengcover area prioritas 1, yaitu pencarian di bawah laut. Kapal tersebut dikelilingi Rubber Boat (RB) atau perahu karet sebagai point atau titik-titik penyelaman oleh tim penyelam gabungan dari Basarnas, Denjaka, Kopaska, Taifib, Indonesia Diver Rescue Tim, POSSI, dan lainnya. Sementara pada sektor atau prioritas pencarian, terlihat puluhan kapal dari Basarnas, TNI-Polri, Kementerian Perhubungan, KPLP, KSOP, Bea Cukai, Bakamla, BPPT, KKP, Pertamina ditambah dari Potensi SAR lainnya, termasuk nelayan, masih melakukan pencarian di atas permukaan. Sementara tim SAR yang ada di Posko Tanjung Pakis, juga masih melaksanakan penyisiran atau penyapuan di sepanjang garis perairan tersebut untuk mencari dan mengevakuasi korban yang terbawa arus. (FIN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: