Padamkan Api dengan Boeing 737

Padamkan Api dengan Boeing 737

NEW SOUTH WALES- Australia dilaporkan menggunakan pesawat Boeing 737 hasil modifikasi untuk melawan kebakaran hutan. Bekas pesawat jet penumpang itu dikerahkan sebagai pesawat bom air, di salah satu negara bagian, New South Wales, pada Kamis (22/11) dan Jumat (23/11). Pesawat itu diklaim mampu membawa lebih dari 15.000 liter air, atau setara 4.000 galon, dan tahan terhadap sengatan, sebuah muatan yang terbilang besar. Meski harus di akui, muatannya masih kalah besar jika dibandingkan dengan berapa jenis pesawat bom air pada umumnya. Meski begitu, beberapa pihak terkait mengatakan jika pesawat tersebut, menawarkan apa yang tidak bisa ditawarkan pesawat bom air lainnya, yakni fleksibilitas, karena mampu menampung hingga 63 petugas pemadam kebakaran di dalamnya. BBC, Jumat (23/11) melansir, pesawat versi murah dari Boeing 707 dan Boeing 727, itu menjatuhkan bom air tepat di atas kobaran api yang mengancam keberadaan rumah-rumah di kawasan Port Stephens. Pada Jumat malam waktu setempat, kobaran api yang terjadi di kawasan yang terletak 150km utara Sydney itu, telah membakar setidaknya beberapa area, diperkirakan seluas 1.500 hektar. Boeing 737 yang merupakan salah satu jenis pesawat komersial dengan badan yang sempit ini, diubah menjadi tanker udara oleh perusahaan Kanada Coulson Aviation, dan sedang dalam kontrak dengan dinas kebakaran setempat, NSW Rural Fire Service. Selain pesawat produksi pabrik Boeing di Seattle, Amerikas Serikat itu, Dinas kebakaran tersebut juga disebutkan memiliki sembilan pesawat bom air lainnya, termasuk satu dengan kapasitas tiga kali lipat Boeingg 737. Kendati demikian, juru bicara Chris Garlick mengatakan jika pesawat modifikasi ini menawarkan opsi dan lebih serbaguna, jika dibandingkan dengan pesawat bom air lain yang mereka miliki. \"Pesawat  Ini memiliki semua kapasitas untuk menjatuhkan banyak air dan retardan, dan karena pesawat ini adalah pesawat penumpang, kita juga dapat membawa orang-orang di dalamnya dan melintasi garis antarnegara,\" kata Garlick. Kebakaran yang diikuti dengan angin kencang telah menyebabkan kerusakan pada beberapa bangunan kecil di kawasan tersebut. Pada awal pekan ini, badai debu kencang bergerak melintasi negara bagian yang tengah mengalami masa kekeringan itu. Musim kebakaran hutan di negara yangbertetangga dengan Indonesia itu, masih akan berlangsung dari Oktober hingga April 2019 mendatang. (ruf/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: