Galian Drainase Timbulkan Genangan

Galian Drainase Timbulkan Genangan

CIREBON-Hujan mengguyur Kota Cirebon, Sabtu malam (24/11), menyebabkan masalah serius untuk warga di Jl Pangeran Drajat dan Jl Evakuasi. Galian drainase dan trotoar yang belum tuntas dikerjakan, menimbulkan genangan. Drainase baru ini tersumbat sampah, sehingga air hujan tidak dapat dialirkan dengan baik. Padahal, hujan turun dalam intensitas sedang. Pantauan Radar Cirebon di Jalan Pangeran Drajat, Kelurahan Jagasatru, tanah galian membuat jalanan becek dan licin. Meski tidak separah sebelumnya, namun penyempitan ini membuat lalu lintas terganggu. Warga setempat, Ernu (50) mengatakan, penyempitan jalan memang tidak separah beberapa pekan yang lalu. Sebab, tanah galian yang ditempatkan di badan jalan sebagian besar sudah diangkut. Namun masalah kemacetan masih terjadi. Mengingat di dekat pintu perlintasan kereta api, ada galian baru. “Ini saya ikut bersih-bersih. Tanah galian hanyut nutup jalan,” ujar Ernu. Kemacetan panjang biasanya terjadi karena lahan untuk parkir terisolasi galian. Kendaraan yang hendak berhenti untuk berbelanja di areal pertokoan, membuat lalu lintas terhambat. \"Kalau kereta lewat, ya macetnya bukan main,\" katanya. Warga setempat sudah berulangkali menyampaikan keluhan. Pasalnya, pengerjaan proyek dirasa sangat lambat. Mulai dari penggalian, pemasangan beton drainase dan penutupan. Ini juga belum dikerjakan pemasangan trotoarnya. Diperkirakannya, pekerjaan ini tidak akan selesai sampai akhir tahun. Masih banyak yang belum digarap. Padahal warga cukup terdampak, mengingat proyek ini sudah berlangsung hampir dua bulan. Kondisi serupa terjadi di Jalan Evakuasi. Di lokasi tidak banyak aktivitas pekerjaan. Hanya di depan sebuah rumah sakit, tampak beberapa pekerja sedang memasang beton drainase. Padahal sudah lama galian itu dibuat, tapi belum ditangani semuanya. Hendra Karsana seorang warga mengungkapkan, selain mengganggu akses keluar masuk gang, galian itu sekarang sudah banyak terisi sampah. Lokasinya memang berdekatan dengan tempat pembuangan sampah sementara (TPSS). \"Kalau sebelum ada galian sampah selalu kami bersihkan. Sekarang mau dibersihkannya bagaimana?” tuturnya. Hujan juga membuat saluran drainase tergenang, karena tersumbat tumpukan sampah. Warga khawatir dinding galian longsor. Mengingat beton yang belum terpasang seluruhnya. Kemudian warga juga mempertanyakan pengamanan proyek. Mengingat minimnya tanda peringatan ataupun garis pembatas. Padgal galian drainase itu cukup curam dan berpotensi membahayakan pejalan kaki maupun pengendara. “Kalau malam, ini bahaya. Bisa bikin celaka,” katanya. Ditemui di lokasi proyek belum lama ini, penanggung jawab pekerjaan PT Telaga Gelang Indonesia, Jendri menyebutkan, pekerjaan memang mengalami beberapa kendala. Salah satunya karena banyak pohon dilindungi di sepanjang Jl Evakuasi. \"Kita sebenarnya bisa saja tebang-tebang. Tapi nanti kan pasti ada konsokuensinya, saya nggak mau kena seperti itu,\" katanya. Jendri menambahkan, penyelesaian pekerjaan sering terhambat karena eskavator  ini sering berhenti. Padahal dalam rencananya, pengerukan selesai satu hari. Tapi pelaksanaannya mundur jadi tiga hari. Masalah lain ialah perencanaan gambar dari DPUPR. Seringkali tidak sesuai dengan kondisi lapangan. Beragam kendala itu membuat dirinya tidak bisa memerkirakan, kapan proyek di Jl Evakuasi selesai. Paling tidak mendekati deadline. Sebab, ada konsekuensi lain yang dihadapi kontraktor bila melewati tenggat waktu. (gus/pid-mg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: