Muspida-Ormas Gagal Bertemu
Edi Janjikan Sebelum Seminggu Sudah Selesai CIREBON – Keinginan sejumlah ormas Islam untuk bertemu dengan walikota, muspida, dan DPRD untuk membahas persoalan Karaoke Fantasy, batal terwujud. Ini terkait dengan tidak hadirnya walikota dan muspida saat pertemuan yang dijadwalkan Rabu (14/7). Pertemuan yang digelar di ruang serba guna DPRD itu hanya dihadiri ormas Islam dan pimpinan DPRD. Ketua Forum Umat Islam Cirebon, Prof Dr H Salim Bajri mengaku kecewa dengan batalnya pertemuan ormas Islam dengan muspida, karena pembatalannya dilakukan secara mendadak dengan alasan muspida belum siap. ”Padahal jika walikotanya tidak bisa, kan bisa diwakilkan kepada wakil walikota dan sekda, serta mengundang kapolresta untuk hadir supaya segera tuntas persoalan ini (Karaoke Fantasy, red),” kata dia kepada Radar, kemarin (14/7). Dengan adanya pembatalan pertemuan antara ormas Islam dengan muspida tersebut, lanjutnya, menunjukkan tidak adanya keseriusan Pemkot Cirebon untuk menyelesaikan persoalan Karaoke Fantasy. Sebab, hingga sekarang Pemkot Cirebon masih merasa berat untuk mencabut perizinan yang telah dikeluarkan. “Kami melihat tidak ada itikad baik dari Pemkot Cirebon untuk menyelesaikan persoalan ini. Oleh karena itu, kami meminta pemkot agar bisa mencabut izin Karaoke Fantasy dalam waktu satu minggu ke depan,” ujarnya. Sebab, saat ini umat Islam di wilayah Cirebon sudah mulai gerah dengan keberadaan Karaoke Fantasy. “Kedatangan kami ke dewan minta difasilitasi untuk bertemu dengan muspida. Tetapi kalau bisa diselesaikan oleh DPRD sebagai perwakilan rakyat itu lebih baik dan kami tinggal terima hasilnya,” ungkap dia. Menurut dia, sebenarnya bukan hanya ormas Islam saja yang merasa gerah dengan keberadaan Karaoke Fantasy, tapi kaum muslim di Kota Cirebon meminta agar Kota Cirebon bisa bersih dari segala bentuk kemaksiatan. Tetapi yang terjadi saat ini justeru Pemkot Cirebon menambah satu lagi tempat karaoke. “Yang ada saja kami minta untuk dihentikan, belum juga dihentikan. Kenapa sekarang justeru ada yang baru. Kami tetap meminta izin karaoke dicabut,” tegasnya. Ketua DPRD Drs H Nasrudin Azis SH menyampaikan permintaan maaf atas batalnya pertemuan antara ormas Islam dengan muspida. Namun demikian, dia mengaku pembatalan tersebut bukan atas dasar kesengajaan, tetapi karena ada miss komunikasi antara dirinya dengan ormas Islam. “Dalam waktu dekat ini, kami akan kembali mengagendakan pertemuan ormas Islam dengan muspida yang difasilitasi oleh DPRD,” janji dia. Sedangkan Wakil Ketua DPRD Edi Suripno SIP berjanji akan menghadirkan semua pihak untuk membicarakan persoalan Karaoke Fantasy. Sehingga nantinya diharapkan kurang dari satu minggu persoalan ini sudah bisa diselesaikan di tingkat muspida. “Kami juga tidak ingin persoalan ini berlarut-larut, sehingga perlu ada pertemuan dengan mengundang semua pihak untuk duduk bersama menyelesaikan masalah Karaoke Fantasy,” tandasnya. Sedangkan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cirebon, H Yuyun Wahyu Kurnia yang ikut dalam pertemuan tersebut menyatakan, dalam menyelesaikan persoalan karaoke harus ada win-win solution dari pemerintah. “Sebab, bagaimanapun investor tetap harus masuk ke Kota Cirebon, jangan sampai investor lari dan tidak mau berinvestasi,” tutur dia. Namun demikian, Yuyun memberikan masukan kepada Pemkot Cirebon sebelum mengeluarkan izin harus dilakukan kajian yang mendalam serta melibatkan semua pihak. Bahkan dia mengaku dalam pemberian izin Karaoke Fantasy, Kadin yang dia pimpin sama sekali tidak diberitahu oleh Pemkot Cirebon. “Selain itu, dalam pengendalian ataupun pengawasan terhadap pelaksanaan perizinan yang telah dikeluarkan juga harus dilakukan secara bersama-sama,” tukasnya. (mam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: