Aneka Produk dan Teknologi Kehutanan Dipamerkan di Gedung Negara
CIREBON-Aneka produk dan teknologi kehutanan dipamerkan lewat ajang gelar produk dan teknologi hasil hutan selama dua hari, Sabtu-Minggu (8-9/12). Aneka makanan olahan dari jamur juga ditampilkan. Mulai pempek jamur, gepuk jamur hingga aneka jenis madu hutan. Ketua panitia Ending Casdika mengatakan, gelar produk dan teknologi hasil hutan bertujuan menjadi ajang silaturahmi dan diskusi insan kehutanan. Selain itu, sebagai unjuk program kegiatan dan capaian kehutanan dijabat, transformasi edukasi hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu. “Kita juga mengenalkan produk-prouduk kehutanan non kayu,” ujar Ending kepada Radar Cirebon. Kegiatan yang dihelat di Gedung Negara tersebut melibatkan 250 peserta dari pemerintah pusat, provinsi dan daerah di Jabar, BUMD, pelajar, mahasiswa, pecinta lingkungan dan masyarakat umum. Bentuk Kegiatannya adalah pameran program kehutanan di lingkungan Provinsi Jabar, pameran produk hasil produk hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu, pelatihan kewirausahaan baru hasil hutan, demo hasil produk hasil hutan, demo pengolahan makanan berbahan dasar jamu kayu, sate jamur, bakwan jamur. Selain itu ada lomba fotografi, mewarnai, kompetisi ranking I untuk siswa SD Se kota Cirebon, donor darah, pagelaran seni dan penampilan band lokal. Kepala Bidang BPUM Dinas kehutanan Jawa barat Suherman menambahkan, kegiatan semacam ini menjadi strategis seiring terbitnya UU 23/2014, tentang pemerintahan daerah. Di mana urusan pemerintah adalah perencanaan dan pengawasan, sedangkan pemprov pengelolaan hutan konservasi pemberdayaan masyarakat, pemerintah daerah pengelolaan hutan raya. Pemprov Jabar, kata Suherman, sudah menerbitkan perda pelindungan pemberdayaan desa hutan. Kebijakan itu untuk pemberdayaan masyarakat desa sekitar hutan melalui pendidikan pelatihan dan penyuluhan. Sumbangan sektor kegiatan kehutanan terhadap PDRB masih sedikit, 0,8 persen dari ekosistem hutan. Aspek peningkatan sumber daya manusia dibutuhkan meningkatkan produktivitas. Dinas kehutanan ditarget 250 ribu hasil hutan kayu dan non kayu. Begitu juga pengembangan ekonomi pedesaan melalui pola ekonomi keumatan, desa wisata. “Multi fungsi kehutanan memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat, dengan peningkatan hasil hutan kayu dan wisata hutan,” ujarnya. Dijelaskan, nilai ekonomi hasil hutan baru 10 persen tergali. Itupun produknya kayu saja. Karenanya ini merupakan kegiatan strategis untuk sarana promosi informasi ke masyarakat. Termasuk menjadi arena sosialisasi capaian kinerja. (abd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: