Australia Desak Pembebasan Mantan Timnas Bahrain
BANGKOK - Pesepakbola asal Bahrain, Hakeem Al Araibi (25) ditahan polisi imigrasi Bangkok saat berlibur ke negeri gajah putih itu. Seperti dikutip dari BBC, Hakeem yang masih berstatus pengungsi Australia menjalani pemeriksaan oleh petugas imigrasi Thailand atas perintah Interpol yang dikeluarkan oleh pemerintah Bahrain, November lalu. Diketahui, Hakeem kabur dari negara kelahirannya, setelah Pengadilan Bahrain memvonisnya hukuman 10 tahun penjara atas aksi perusakan kantor polisi dalam Revolusi Musim Panas, 2014 silam. Sebelum ditahan, Hakeem berhasil kabur dengan menumpang perahu menuju Australia. Tahun 2017, Hakeem akhirnya memperoleh suaka politik. Keahliannya mengolah si kulit bundar membuat klub sepak bola Melbourne, Pascoe Vale terpikat dan merekrutnya. Namun sayang, dalam liburan akhir musim liga domestik, pihak berwenang menahannya di Bandara Bangkok, Selasa (27/11) lalu. Penahanannya diperpanjang selama 60 hari dalam pengadilan pada Selasa (11/12). Atas penangkapan itu, federasi sepak bola Australia dan lembaga penggiat hak asasi manusia mengutuk keras penangkapan Hakeem. Mereka khawatir, jika Hakeem dikembalikan akan mengancam nyawanya. \"Saya akan disiksa jika diekstradisi,\" ujar Hakeem dalam live streaming di laman Twitter-nya Sementara Kedutaan Besar Bahrain dalam akun Twitter-nya, menjelaskan bahwa Hakeem adalah buronan. Meski demikian, Hakeem menyangkal semua tuduhan tersebut. \"Jika saya dideportasi ke Bahrain, saya akan disiksa dan jika suatu saat anda mendengar saya ada di sana, itu bukan saya,\" tulisnya di Facebook, pekan lalu. Hakeem mengatakan kepada Human Rights Watch (HRW) bahwa jika dikirim kembali ke Bahrain, hidupnya akan dalam marabahaya. Menteri Luar Negeri Marise Payne lewat rilisnya mengatakan, pemerintahnya mengaku prihatin dan menyerukan agar dia segera kembali ke Australia. Klub asalnya, Melbourne Pascoe Vale mengirim surat terbuka kepada Perdana Menteri Thailand meminta pemain itu dilindungi karena statusnya ebagai pengungsi yang diakui di Australia. \"Dia (Hakeem, red) seharusnya tidak dipaksa kembali ke Bahrain, negara dimana tempat penyiksaan baginya,\" bunyi surat itu mendesak. Hal yang sama juga dilakukan supporter Pascoe Vale. Mereka melakukan penggalangan dana untuk membantu pembebasan Hakeem Al-Araibi. Direktur Human Rights Watch Asia Brad Adams mengatakan, Thailand perlu menyadari bahaya besar yang dihadapi Hakeem jika dikembalikan ke Bahrain. \"Thailand akan melanggar hukum internasional termasuk Konvensi PBB Menentang Penyiksaan, jika menuruti kemauan Bahrain,\" tandasnya. (BBC/fin/gar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: