Ridwan Kamil Minta Kota Cirebon Harus Naik Kelas

Ridwan Kamil Minta Kota Cirebon Harus Naik Kelas

Sepulangnya dari pelantikan ini akan banyak godaan-godaan dunia yang akan menempel. Jangan sampai Kota Cirebon nanti pemimpinnya terkena masalah karena integritasnya rendah.  (Kang Emil, Bandung 12 Desember 2018) PESAN itu disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat melantik Walikota-Wakil Walikota Cirebon, Nashrudin Azis-Eti Herawati. Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu juga menganjurkan Azis dan Eti untuk selalu dekat dengan ulama. Ia juga meminta Azis-Eti melayani rakyat Kota Cirebon dengan sepenuh hati, sabar, dan ikhlas. “Belajarlah ilmu ikhlas karena pemimpin sekarang dituntut menjadi pelayan masyarakat, bukan untuk dilayani masyarakat. Sabarlah memimpin rakyat, karena perbedaan tingkat pendidikan. Ada yang mudah paham dan ada yang susah paham,” terang Kang Emil. Untuk kepemimpinan ke depan, Kang Emil menegaskan Pemerintah Kota Cirebon harus naik kelas. Naik kelas menjadi pemerintahan yang profesional. “Nilai-nilai indeksnya, baik di bidang pendidikan, kesehatan, dicek lagi. Yang kurang diperbaiki, yang baik ditingkatkan. Evaluasi penyelenggaraan pemerintahan terhadap pelayanan masyarakat juga harus ditingkatkan,” tegas mantan walikota Bandung itu. Untuk naik kelas itu, pihaknya telah menyediakan untuk lima tahun ke depan program-program peningkatan profesionalisme ASN. Kang Emil meminta kepada pemerintah kota/kabupaten di Jawa Barat untuk mengirimkan 50 ASN dari level bawah sampai eselon dua yang terbaik. Nantinya akan dikirimkan ke Korea, Singapura, dan Amerika. “Syarat utama membangun Kota Cirebon yaitu kondusivitas. Jangan sampai waktu kita terganggu dengan hanya membahas menyelesaikan hal tersebut. Kepada Pak Wali dan Ibu Wali, sering-seringlah berkomunikasi dengan DPRD, Forkopimda, untuk samakan persepsi. Sehingga miskomunikasi bisa dihindarkan,” terangnya. Apalagi, sambung Emil, pada April 2019 mendatang ada pemilihan umum. Yakni pemilihan DPR, DPD, DPRD, dan presiden. Tentunya kondusivitas harus tetap dijaga. ”Karena harga kondusivitas ini sangat mahal. Banyak negara yang dicabut nikmat kondusivitasnya. Terjadi perang saudara yang mengakibatkan terbengkalainya pembangunan,” katanya. Ia meminta Azis-Eti fokus kepada pembangunan Kota Cirebon. Pihak provinsi akan membantu menjadikan Kota Cirebon sebagai kota pariwisata terbaik di Jawa Barat, bahkan di Indonesia. Kota Cirebon, sambungnya, telah didukung wilayah yang strategis, penyangga Bandara Kertajati. Ia yakin efek perekonomiannya dalam sepuluh tahun ke depan akan terasa. “Didukung pusat kuliner yang luar biasa nikmat dan bervariasi. Warisan budaya berupa keraton, seni tari, dan batik. Ini warisan yang harus dijaga dan dikembangkan. Agar bisa bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya. \"\"Pihaknya juga telah menyiapkan program-program yang akan dihibahkan untuk kemajuan Kota Cirebon. Yang pertama, pihaknya sudah menganggarkan dana Rp30 miliar untuk mengubah Alun-Alun Kejaksan menjadi alun- alun terbaik di wilayah Jawa Barat. “Daerah lain hanya setengahnya, Kota Cirebon kami berikan (anggaran, red) penuh,” ungkapnya. Selanjutnya, ada program untuk anak-anak Kota Cirebon. Yakni dibuatkan kreatif center. “Tinggal dicarikan tempat atau bangunan yang representatif, nanti pemprov yang membiayai,” katanya. Kang Emil setuju bila Gedung Negara Cirebon (Krucuk) bisa dimaksimalkan dengan program kreatif center. Tujuannya agar generasi muda Kota Cirebon mempunyai wadah berekspresi yang baik dan positif. Adapula program pusat budaya. Ia menegaskan harus dikembangkan. Karenanya, keraton-keraton di Kota Cirebon akan dipugar, disempurnakan. “Karena memiliki nilai sejarah yang tinggi. Oleh karenanya, program penunjang wisata ini akan didukung anggaran dari pemprov senilai Rp50 miliar. Kami tunggu segera master plan kota wisata. Agar bisa kami bantu mewujudkannya dalam waktu tiga tahun,” tegasnya. Pengalamannya memimpin Kota Bandung, dengan program pariwisata yang didukung oleh DPRD, bisa menghasilkan PAD sampai Rp1 triliun. Terakhir, Kang Emil mengingatkan tentang Cirebon Quick Respons. “Kalau belum ada segera dibuat, kalau sudah ada harus dimaksimalkan fungsinya. Diserahkan digital. Semua harus serba cepat, mudah, dan praktis,” pungkas Kang Emil. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: