Innalillahi, Pelajar Ditemukan Tewas Gandir di Dapur Rumah

Innalillahi, Pelajar Ditemukan Tewas Gandir di Dapur Rumah

CIREBON–DP (14), pelajar kelas 8 MTsN Arjawinangun, ditemukan tewas gantung diri (gandir) di dapur rumahnya, Blok Kebon Pring Kidul, Desa/Kecamatan Arjawinangun, Kamis (13/12). Di hari kejadian, korban sempat mengirim pesan WhatssApp kepada pacarnya dengan kalimat, ingin meninggalkan dunia. Korban pertama kali ditemukan gantung diri oleh kakaknya Harry Kurniawan (21), mahasiswa semester 3. Ketika itu Harry baru pulang dari kuliahnya sekitar pukul 15.00. Sesampainya di rumah, Harry tidak dapat langsung masuk karena kunci rumah di bawa sang adik. Sekitar pukul 16.00, korban tiba di rumah dan menonton televisi bersama. Asyik mengobrol dan berbincang sambil menonton televisi, sekitar pukul 16.55, korban mengingatkan kakaknya untuk menjemput sang ibu, Siti Khodijah (40) yang sedang berjualan jamu di Desa Bayalangu, Kecamatan Gegesik. Tepat pukul 17.00, Harry bergegas. Tanpa firasat, sesampainya di rumah bersama sang ibu sekitar pukul 17.40, mereka dikejutkan dengan kondisi anggota keluarganya yang menggantung dengan seutas tambang di dapur rumahnya. “Kaget tiba-tiba ada adik udah ngegantung. Karena gelap hanya keliatan bajunya saja. Saya kira bercanda. Kirain ungumpet, tapi diem aja,” cerita Harry Kurniawan, kakak korban kepada Radar Cirebon di rumahnya, Jumat (14/12). Melihat kondisi tersebut, ibu korban berteriak dan mengundang perhatian tetangga mendatangi rumahnya. Sang kakak, dengan spontan memotong tali yang melilit pada leher korban, kemudian dibaringkan di ruang tamu. Sekitar pukul 18.00, korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Arjawinangun dan mendapat keterangan dari pihak rumah sakit bahwa korban baru saja meninggal dunia. Keesokan harinya, informasi kematian korban meninggal dalam keadaan gantung diri menyebar di sosial media. Beberapa isu mencuat. Seperti tidak diizinkan study tour oleh pihak keluarga dan ada juga yang menyebutkan permintaan korban tidak dipenuhi orang tua. Saat dikonfirmasi, pihak keluarga membantah. Menurutnya, korban sudah membayar uang study tour bahkan sebelum surat pemberitahuan datang dari guru. DP merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Di lingkungan rumah, korban dikenal sebagai anak yang baik dan humoris. Pihak keluarga sendiri, belum mengetahui secara pasti motif korban melakukan hal tersebut. Kedua orang tua korban mencari nafkah dengan berjualan jamu keliling di sekitar Kecamatan Arjawinangun dan Gegesik. Sementara itu, Kapolsek Arjawinangun AKP Didi Suwardi melalui Kanit Reskrim Iptu Afandi SH mengatakan, motif kematian korban dengan cara gantung diri masih dalam proses penyelidikan. Menurutnya, pada saat pihaknya mengunjungi TKP, korban sudah di bawa ke rumah sakit dalam keadaan meninggal dunia dengan bekas luka jeratan di leher. Di lain sisi, saat memeriksa handphone milik korban, Afandi mendapati pesan WhatsApp korban dengan sang pacar. Pesan WhatssApp tersebut berisikan kalimat yang menanyakan aktivitas korban dan mengajak sang pacar untuk berkunjung ke rumahnya. “Untuk motif sementara belum diketahui dan masih dalam proses penyelidikan. Hanya kemarin (13/12) kita dapat dari handphone milik korban ada chatingan dengan pacarnya. Istilahnya sayang-sayangan lah. Terakhirnya, dia (korban, red) bilang ke pacarnya, saya mau meninggalkan dunia. Artinya dia sudah berniat,” ujar Iptu Afandi kepada Radar Cirebon di sekitar kediaman rumah korban. Dengan kejadian tersebut, pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi. Menurutnya kejadian tersebut murni gantung diri, karena tidak ditemukan adanya luka atau bekas kekerasan lainnya yang mencurigakan. Mereka menganggap itu sebuah takdir yang maha kuasa. (ade)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: