Bentrok, Aparat Prancis Tangkap 168 Demonstran
PRANCIS - Pertempuran meletus di pusat kota Paris ketika ribuan pengunjuk rasa anti-pemerintah turun ke jalan-jalan Prancis, Sabtu (15/12). Gas air mata dan baton charge, digunakan oleh polisi anti huru hara di sekitar distrik Opera yang terkenal di ibukota yang disebut Act V Day of Rage. \"Sudah ada 61 penangkapan sejauh ini, terutama dari mereka yang membawa senjata ofensif potensial,\" kata juru bicara untuk prefektur Paris pada 12 tengah hari. Hingga malam, hampir 170 penangkapan terjadi di pusat kota Paris. Meriam air dan 14 kendaraan lapis baja yang menyebarkan gas berintensitas tinggi pun diturunkan. Sekitar 69.000 pasukan keamanan dimobilisasi di seluruh Perancis, turun dari 89.000 Sabtu lalu ketika 2.000 orang ditahan di berbagai demonstrasi di seluruh negeri. Pada sore hari, sebuah meriam air di barisan mobil polisi yang menghadapi pengunjuk rasa menyemprotkan air ke keramaian dalam cuaca dingin untuk membubarkan mereka. Petugas pemadam kebakaran memadamkan api di sisi jalan menuju Champs-Elysees dan bentrokan kecil terjadi antara demonstran dan polisi. Seorang juru bicara untuk prefektur Paris mengatakan, pada jam 7 malam tercatat ada 168 penangkapan. Dengan 115 di antaranya ditahan karena pelanggaran ketertiban umum. Tujuh orang dilaporkan serius. Bentrokan kecil juga terjadi di kota Toulouse, Nantes, Lyon dan Bordeaux. Para demonstran yang menamakan kelompoknya sebagai kelompok rompi kuning telah melakukan protes sejak 17 November. Meski Presiden Perancis, Emmanuel Macron telah memenuhi sejumlah tuntutan, aksi unjuk rasa itu terus bergulir. Bahkan mendesak Macron untuk mengundurkan diri. Jika dibandingkan dengan aksi demonstrasi pekan sebelumnya, demonstrasi pekan ini memang ‘lebih kecil’. Hanya saja aksi anarkis tetap mewarnai insiden itu. Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan jumlah pengunjuk rasa rompi kuning di Perancis diperkirakan sebanyak 33.500 pada tengah hari. Jumlah ini setengahnya dari jumlah demonstran pekan lalu. Pemerintah juga telah menyerukan orang-orang untuk tinggal di rumah, dan memberi pasukan keamanan peregangan istirahat setelah serangan teror lainnya pada Selasa di Pasar Natal. Sampai minggu ini, mayoritas warga mendukung aksi protes. Pada awalnya, protes dilakukan sebagai reaksi atas kenaikan pajak bahan bakar. Namun aksi ini dipolitisasi. Protes merembet pada kebijakan Emmanuel Macron dan hal lainnya. (der/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: