Program 100 Hari Kerja, Prioritaskan Pariwisata
CIREBON-Visi misi SEHATI yang dicanangkan Walikota Cirebon Nashrudin Azis dan Wakilnya Eti Herawati, sebagian besar sejalan dengan arahan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Salah satu sektor yang menjadi prioritas program 100 hari kerjanya adalah pariwisata. Di kesempatan briefing beberapa hari yang lalu, Azis mengungkapkan, untuk menunjang sektor pariwisata perlu pembenahan terkait masalah kebersihan, penghijauan dan ketertiban. Karena tiga hal tersebut merupakan poin penting dalam menunjang sektor pariwisata. Untuk kebersihan, pihaknya sudah menginstruksikan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk memperhatikan kebersihan di jalan protokol sampai jalan kecil. Kemudian masalah penumpukan sampah di TPSS harus segera diatasi. Jangan sampai menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengganggu keindahan kota. Pemeliharaan taman juga penting, untuk menciptakan rasa nyaman, sejuk dan hijaunya. Untuk itu dinas terkait, yakni DPUPR agar rutin memelihara, menyiram, mengganti tanaman yang mati. Dalam hal ketertiban, pihaknya sudah menetapkan Kawasan Tertib Lalulintas (KTL) di sejumlah jalan protokol. \"Kalau ketiga hal ini bisa dilaksanakan, wisatawan akan datang ke Kota Cirebon, bahkan bisa berlama-lama. Ini akan menggerakkan roda ekonomi masyarakat, terlebih juga meningkatkan PAD,\" jelasnya. Sementara Wakil Walikota Eti Herawati mempunyai rencana untuk membuat dan mengembangkan Kota Santri di wilayah Argasunya. Potensi keaslian dan kekhasannya akan dikembangkan dengan tujuan sebagai destinasi wisata religi dan budaya. Ide ini akan dikaji dan disampaikan kepada gubernur. Dia bahkan akan mengajak gubernur untuk datang ke Argasunya. Selain akan mengunjungi pesantren-pesantren, view indah Bukit Cinta, juga pemandangan dari atas Cadas Ngampar. \"Saya juga mempunyai rencana membangun tugu santri di wilayah Argasunya. Yang menandai wilayah itu sebagai Kota Santri,\" ungkap Eti, ditemui di ruang kerjanya. Selain itu, Eti menginginkan wisata kota tua dan pusat perbelanjaan sekaligus kuliner seperti Malioboro Yogyakarta. Untuk kota tua, pihaknya berharap pemilik Gedung BAT bisa mengelolanya. Seperti menjadi hotel dengan tetap menjaga keaslian bangunan cagar budaya itu. Di dalamnya bisa untuk butik atau toko batik kerajinan tradisional, dan standar kuliner Cirebon. \"Kita juga ingin ada seperti Jalan Malioboro di Kita Cirebon, namun perlu dikaji lebih dalam. Karena jalan mana yang ideal dan memungkinkan untuk dibuat seperti itu,\" tandasnya. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: