Kandidat Ketua Umum PP IPNU, Nama Hasan Malawi Menguat

Kandidat Ketua Umum PP IPNU, Nama Hasan Malawi Menguat

CIREBON - Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) saat ini menggelar kongres di Kempek, Kabupaten Cirebon selama tiga hari, Sabtu-Senin (22-24/12). Selama tiga hari, Kongres XIX IPNU dan Kongres XVIII IPPNU itu dihadiri seluruh perwakilan kader se-Indonesia. Kongres yang mengusung tema Menuju Milenial Berkeadaban itu, kader-kader IPNU/IPPNU melakukan evaluasi serta menentukan langkah organisasi selama tiga tahun ke depan. Sehingga, dalam kongres juga dilakukan pemilihan ketua umum baru. Sesuai agenda kongres, pemilihan ketua umum dilangsungkan hari ini, Senin (24/12). Dari sejumlah bakal calon ketua umum, nama Hasan Malawi menguat. (Baca: Jadi Kandidat Ketum IPNU, Ini Visi Hasan Malawi) Berdasarkan informasi tim suksesnya, Hasan Malawi didukung berbagai kalangan di NU. Sebut saja para kiyai, pelajar-santri, pegiat literasi, dan yang lebih penting lagi, Hasan mendapat restu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Hasan Malawi yang lahir dan besar di Cirebon ini masih berusia 27 tahun, berlatar berlakang santri tulen. Santri yang baru saja menyelesaikan sarjana di UNU Cirebon itu, sudah aktif di IPNU sejak 2011. Gairahnya sebagai organisatoris, Hasan Malawi sudah banyak makan asam garam selama aktif IPNU. Selain IPNU, Hasan juga terlibat aktif di sejumlah kegiatan nirlaba seperti bidang keagamaan, sosial, budaya, lingkungan dan lainnya. Dia tercatat sebagai inisiator sekaligus penggerak Kliwonan; wadah komunitas seniman Cirebon yang mengenalkan kembali seni tradisi yang hampir dilupakan di era milenial. Tercatat, banyak sekali prestasi dan pengalaman Hasan selama aktif di IPNU. Jabatan yang pernah diemban Hasan di antaranya Wakil Ketua II Bidang Kaderisasi PAC IPNU Ciwaringin Kabupaten Cirebon, Wakil Ketua I Bidang Organisasi PC IPNU Kabupaten Cirebon, Wakil Ketua II Bidang Kaderisasi PC IPNU Kabupaten Cirebon, Wakil Ketua II PW IPNU Jawa Barat. Kerja-kerja organisasinya selama aktif di IPNU, Hasan menggelar Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) di banyak daerah di Cirebon. Kemudian menggelar Latihan Kader Muda (Lakmud) Sewilayah III Cirebon dan Latihan Kader Utama (Lakut) PW IPNU Jawa Barat. Dia juga sebagai kader nasional sudah mengikuti Latihan Intruktur Nasional (Latinnas) dan membuat Latihan Instruktur Wilayah sebanyak dua kali. Selain organisatoris, Hasan juga merupakan kader pemikir sekaligus penulis. Seringkali pikiran-pikiran kritisnya dituangkan dalam bentuk tulisan, terutama seputar ke-IPNU-an, ke-NU-an. Tulisan-tulisannya baik artikel maupun puisi, mewarnai media sosial seperti WahtsApp, Facebook, Instagram sampai Blog. Di antara karya artikelnya yang dimuat Blog berjudul: Ikhwal Relevansi Kader dan Muharrik Organisasi. Dalam tulisan ini, dia menjelaskan tentang pentingnya organisasi merawat kader. Karena menurut Hasan, kader merupakan tonggak sekaligus motor yang bisa menjamin roda organsisasi dapat berjalan dengan dinamis. Artikel lainnya berjudul: Ber-IPNU-IPPNU Jaminan Terbaik Bagi Masa Depan NU. Tulisan ini, Hasan menjelaskan tentang pentingnya seorang kader mengembangkan kapasitas dan khidmatnya di IPNU. Sebab, IPNU adalah organisasi pondasi memahami Ke-NU-an. Maju mundurunya IPNU akan menentukan bagaimana nasib NU kelak. Tak hanya itu, Hasan adalah sosok yang senang berkawan dengan siapa pun. Kegemarannya membaca, menulis, berdiskusi, jalan-jalan, membangun jejaring, menyukai sastra dan pergerakan, memiliki banyak rekan. Lintas golongan. Seperti kejawen santri, seniman, budayawan, politisi, aktivis pergerakan, bahkan anak jalanan. Lantas apa tekadnya maju sebagai kandidat calon ketua umum IPNU tiga mendatang? Hasan mengaku ingin menguatkan khittah kaderisasi IPNU secara menyeluruh dan menasional. Menurut Hasan, fokus kaderisasi begitu penting. Alasannya, kaderisasi IPNU hari ini masih mengalami kesenjangan yang cukup akut, terutama di Jawa dan Luar Jawa. “Dalam konteks inilah atas dorongan kader-kader dan senior-senior untuk bisa mengaktualisasikan ruang kaderisasi secara sistematis,” tegasnya. Seiring dengan menguatkan khittah kaderisasi, Hasan juga bertekad melakukan reorientasi dan reaktualisasi organisasi IPNU. Tahapanya mulai dari penguatan pemahaman akan tata nilai IPNU, baik PO,  PD-PRT. Tidak sebatas tata aturan, tapi juga kontekstual. “Kita ingin IPNU punya kontribusi nasional. Tidak sebatas internal IPNU dan NU, tapi juga sisi ekstrnal. Apa yang hari menjadi pembicaraan nasioanal, IPNU mesti terlibat sesuai kapasitas organisasi,” katanya. Selain itu, Hasan ingin membangkitkan lagi tradisi-tradisi intelektual. Baik khazanah turast (kitab kuning) pesantren maupun keilmuan umum. “Kader IPNU harus punya kapasitas. Organisasi ini harus jadi indikator kemajuan ilmu pengetahuan dalam tubuh NU. Tradisi semacam riset, halaqah, diskusi, bahstul masail harus digelorakan,” ungkap Hasan. (hsn/rls)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: