Pasca Natal, Timkor Bersama Walikota Bakal Bahas PKL

Pasca Natal, Timkor Bersama Walikota Bakal Bahas PKL

CIREBON–Pedagang kaki lima (PKL) di kawasan tertib lalu lintas (PKL) menantikan relokasi dari Pemerintah Kota Cirebon. Sebab, tiga ruas jalan yang menerapkan zona larangan transaksi harus benar-benar bebas dari aktivitas berjualan di trotoar. Sejumlah opsi penataan dan penempatan PKL memang sudah dibahas. Termasuk menempatkan mereka di mulut gang kawasan terdekat. Namun, menilik keberadaan selter yang sudah dibangun pemerintah, beberapa dalam posisi kosong. Dapat dijadikan salah satu opsi untuk relokasi. Dari pendataan yang dilakukan Radar Cirebon, rata-rata seluruh selter hanya separuhnya terisi. Kecuali Selter Jl Siliwangi (Kramat) yang seluruh lapaknya digunakan. Kemudian Selter Jl Cipto Mangunkusumo yang memang belum tempati PKL. Sedangkan Selter Stadion Bima yang menelan dana pembangunan hingga Rp660 juta, saat ini hanya terisi 36 lapak dari 66 yang tersedia. Selter Alun-alun Kejaksan pun demikian. Di hari kerja, hanya 20 lapak yang digunakan dari 48 yang disediakan. Sementara di akhir pekan dan saat ada acara, hampir seluruh lapak digunanakan. Sementara Selter Jl Cipto Mk, dengan 68 lapak hingga kini masih kosong. Tanpa ada kejelasan untuk penempatan PKL dari ruas jalan sekitarnya. Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disdagkop-UKM) juga kabarnya melakukan pendataan ulang terhadap selter-selter yang ada. Khususnya di Alun-alun Kejaksan. Pendataan ini maksudnya memverifikasi ulang jumlah PKL yang masuk ke selter. Bila ada lapak yang sudah tidak dipakai dalam jangka waktu tertentu, akan ditarik kembali. Kepala Bidang UMKM Disdagkop-UKM Saefudin Jupri mengungkapkan, lapak di selter merupakan bantuan pemerintah. Ada ketentuan, tata tertib dalam penggunaannya. Ketika PKL tidak mengikuti ini, lapaknya bisa diambil alih. “Ini bisa kita kasihkan ke PKL lain,” ujar Jupri, belum lama ini. Namun, perkembangan pendataan ulang yang dilakukan Disdagkop-UKM belum ada kejelasan. Sementara Tim Koordinasi (Timkor) Penataan PKL berencana membahas masalah relokasi setelah Natal. Ketua Timkor Drs H Asep Deddi MSi mengatakan, pembahasan PKL sudah dilakukan meski secara informal. Beberapa kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) juga sudah diajak bicara, untuk sharing mengenai gambaran solusinya. \"Sudah ada obrolan itu. Pak wali juga mau membahas ini. Insya Allah Rabu kita ada pertemuan,\" ujar Asep. Dalam program 100 hari walikota, penanganan ketertiban umum menjadi salah satu prioritas. Salah satunya upaya penataan PKL. Asep mengungkapkan, pemerintah kota juga ingin mencari solusi terbaik bagi para PKL yang tersingkir karena KTL. Tentunya, mereka yang memang memenuhi syarat untuk mendapatkan relokasi. KTL, kata dia, memang menjadi concern pemerintah kota dalam mewujudkan ketertiban umum. Sehingga kawasan ini wajib hukumnya bebas dari PKL. Juga aktivitas yang tidak sesuai dengan kaidah tertib lalu lintas. \"Prinsipnya tiga ruas jalan itu kita ingin tertib. Kalau tidak sekarang kapan lagi. Ini harus kita jaga,\" tegasnya. Dikatkan dia, pemerintah berupaya untuk mengakomdir bagi PKL yang tersisih dari KTL itu. Baik PKL yang lama maupun yang baru. Namun apabila ada relokasi nantinya, tetap mengutamakan PKL lama yang sudah terdata dan mendapatkan TDU. Sementara pemerintah juga berupaya memikirkan cara untuk melakukan pembinaan dan pemberdayaan bagi PKL baru. Karena untuk PKL baru ini, selalu muncul kembali. Sedangkan untuk Selter Jl Cipto MK, Asep menyebutkan, area relokasi itu sebetulnya sudah siap ditempati. Hanya saja, pemerintah masih mencari konsep agar selter tersebut bisa menarik pengujung. Musim libur natal dan tahun baru diperkirakan bakal membuat kawasan tertib lalu lintas kembali digunakan pedagang. Seperti pada akhir pekan yang lalu, di mana pedagang memanfaatkan kelengahan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Namun dari pantauan Radar Cirebon di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, Jl RA Kartini dan Jl Siliwangi, terlihat minim aktivitas PKL. Di Jl Siliwangi hanya ada tujuh PKL buah-buahan di area Metland Hotel sampai Pasar Kramat.  Sementara di sepanjang Jl RA Kartini hanya ada satu orang PKL yang berjualan di area SDN Kartini. Di Jl Wahidin juga hanya terdapat satu orang PKL. (jml/myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: