Miryam Kritik Pencalonan Rahmat

Miryam Kritik Pencalonan Rahmat

Kurang Koordinasi, Terkesan Single Fighter KEJAKSAN- Anggota Komisi II DPRRI, Miryam S Haryani MSi yang juga ketua umum Srikandi Hanura, mengkritik, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Hanura, H Rakhmat yang kurang koordinasi dengan pengurus anak cabang (PAC). Apalagi, Rakhmat berkeinginan maju sebagai calon bupati, mestinya minta pendapat ke setiap PAC. \"Tidak bisa maju untuk bertarung sebagai single fighter gitu. Kalau sudah muncul itu, dan tidak perlu pendapat orang lain, pasti kekalahan ada di depan mata. Kalau ingin benar-benar berangkat dari Partai Hanura, mulai merapat dan konsolidasi besar-besaran untuk membangun strategi politik, dan pepatah juga menyatakan bersatu kita utuh berpisah kita runtuh,\" paparnya, saat ditemui Radar di Hotel Grage, Senin (1/4). Salah satu contohnya, Rakhmat saat hendak merebut posisi pimpinan atau ketua komisi, kurang melakukan lobi-lobi politik. \"Yang namanya politik kan harus lobi, kompromi, merangkul, dan lain-lain. Sebaiknya harus dilakukan, tapi nyatanya tidak di lingkungan DPRD, dan sosok H Rakhmat itu kurang membumi di dunia politik. Dan H Rakmhat kurang wise menyikapi situasi politik. Ketika keluar untuk calon bupati, saya rasa H Rakhmat harus bisa wise dengan masyarakat dan tokoh politik lainnya,\" terangnya. Miryam mengungkapkan, meski santer diberitakan akan maju sebagai calon bupati, namun Rahmat belum tentu direkomendasikan oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partaui Hanura. Untuk mementukan cabup nanti, pihaknya akan melihat banyak faktor, yakni kekuatan pengusaan massa dan pengaruh politik di lapangan. Miryam mengaku, dirinya turun ke Cirebon karena mendapat mandat dari DPP Partai Hanura untuk mencari dan menjaring calon anggota legislatif. Kekalahan di Kota Cirebon dan Kabupaten Indramayu telah memberikan banyak referensi dan pelajaran bagi Partai Hanura. \"Saya mulai maraton dan turun ke masyarakat, kemudian melakukan pertemuan dengan delapan tokoh politik di Kabupaten Cirebon. Sekarang sudah ada delapan partai \" ujar Miryam. Menurut Miryam, dirinya turun ke lapangan untuk mendengar, melihat dan menjaring aspirasi yang berkembang menjelang pilbup. Hal tersebut dilakukan untuk mendeteksi seberapa kekuatan calon dari Partai Hanura dan membangun kekuatan jauh-jauh hari. \"Artinya jangan sampai Kabupaten Cirebon yang mempunyai potensi tinggi, kalah lagi,\" terangnya. Adapun kriteria yang paling diutamakan, kata Miryam, adalah figur yang mau blusukan ke setiap desa, karena sosok seperti itu sangat dibutuhkan rakyat. Oleh karena itu, kandidat yang dimiliki Partai Hanura nanti jangan hanya sebatas populer saja. \"Populer bisa dengan uang, tapi belum tentu mempunyai elektabilitas. Saya juga populer dong, tapi belum tentu dipilih rakyat. Dan momentum ini, Hanura tidak boleh meleset. Karena Hanura di mata masyarakat cukup bersih, dan disegani oleh partai-partai lain,\" tukasnya. Dikonfirmasi terkait hal ini, Ketua DPC Partai Hanura Kabupaten Cirebon, H Rakhmat mengatakan, terlepas mendapat rekomendasi atau tidak, yang terpenting baginya adalah Partai Hanura memiliki kader terbaik dan memiliki kapasitas yang memumpuni. “Hanya partai yang konyol yang memberikan rekomendasi di luar internal partai,” tegasnya. Sejauh ini, pihaknya sudah melakukan lobi-lobi politik dengan petinggi Partai Hanura untuk mendapatkan rekomendasi. “Dan saya opitmis dengan rekomendasi itu, karena ikhtiar itu harus semaksimal mungkin, walaupun nanti hanya Allah lah yang tau,” tuturnya. Meski demikian, dirinya akan tetap ngotot dan memperjuangkan serta membesarkan Partai Hanura. “Walaupun saya tidak direkomendasikan, tapi saya akan tetap membersarkan partai,” tegasnya. Untuk diposisikan sebagai E1 atau E2, kata Rakhmat, pihaknya akan menerima secara legowo. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: