Kim Jong-Un Hadiri Undangan Xi Jinping

Kim Jong-Un Hadiri Undangan Xi Jinping

BEIJING- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un telah tiba di Beijing untuk kunjungan mendadak, atas undangan Presiden Tiongkok, Xi Jinping. Kim akan berada di Tiongkok hingga 10 Januari bersama istrinya Ri Sol-ju. Kunjungan itu dilakukan di tengah laporan bahwa negosiasi sedang berlangsung untuk pertemuan puncak kedua antara Kim dan Presiden AS Donald Trump. Spekulasi mulai berkembang pada Senin (7/1). Dugaan Kim kemungkinan menuju Tiongkok muncul setelah kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan sebuah kereta Korea Utara terlihat melintasi perbatasan. Lusinan kendaraan keamanan dan pejabat memblokir jalan di sekitar stasiun kereta di kota perbatasan Dandong. Tamu-tamu hotel di Dandong, juga tidak diizinkan memasuki kamar-kamar yang menghadap perbatasan. Kantor berita Kyodo menyebut ini sebagai langkah nyata untuk mencegah kereta agar tidak terlihat. Media kedua negara mengkonfirmasi, kunjungan itu pada Selasa (8/1) pagi. Kereta hijau dan kuning khas Kim tiba di sebuah stasiun di Beijing di kemudian hari. Kereta yang sama digunakan saat kunjungan pertama Kim ke Tiongkok, mirip dengan yang digunakan ayahnya Kim Jong-il selama kunjungannya ke Tiongkok dan Rusia pada tahun 2011. Dalam kunjungannya, Kim ditemani beberapa pejabat terkemuka Korea Utara. Ini merupakan kunjungan keempatnya ke Tiongkok dalam waktu kurang dari setahun. Tiongkok adalah sekutu diplomatik penting bagi Korea Utara, dan salah satu sumber utama perdagangan dan bantuan. \"Kim ingin mengingatkan administrasi Trump bahwa dia memang memiliki opsi diplomatik dan ekonomi selain apa yang dapat ditawarkan Washington dan Seoul,\" kata Harry J Kazianis, Direktur Studi Pertahanan di Pusat Kepentingan Nasionals, seperti dilansir laman BBC. Dia mengatakan, Kim sudah tidak bertemu dengan Xi selama enam tahun pertama kepemimpinannya di Korea Utara. Tapi tahun lalu, dia mengunjungi Tiongkok tiga kali. Tidak ada perjalanan yang diumumkan sebelumnya. Wartawan BBC Laura Bicker di Seoul mengatakan, dua dari perjalanan itu, dipandang oleh sebagian orang sebagai kesempatan untuk mengoordinasikan strategi. Trump mengatakan, kepada wartawan di Washington DC bahwa dialog yang baik sedang berlangsung dengan Korea Utara. Meski begitu, administrasi Trump menyebut sanksi terhadap Pyongyang akan tetap ada. Dalam pidato tahunan Tahun Baru pekan lalu, Kim mengatakan dia berkomitmen untuk denuklirisasi, tetapi memperingatkan akan mengubah arah jika sanksi AS tetap ada. Kemajuan diplomatik antara Trump dan Kim telah terhenti sejak KTT Singapura. Kedua belah pihak menandatangani janji pada saat itu untuk denuklirisasi semenanjung Korea, meskipun tidak pernah jelas apa yang akan terjadi. (der/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: