Umrah Jabar Dipindah ke BIJB, Menhub Sebut Runway Sudah 3.000 Meter Akhir Bulan Ini
MAJALENGKA-Penerbangan jamaah umrah dari wilayah Jawa Barat direncanakan bakal sepenuhnya dilayani melalui Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Menhub Budi Karya Sumadi akan mengumpulkan seluruh pemangku kebijakan yang berkaitan dengan umrah untuk membicarakan rencana ini. Selain itu, penerbangan haji Jabar 2019 juga dari Kertajati. Menhub menjelaskan, keberadaan Bandara Soekarno-Hatta secara bertahap akan dijadikan aktivitas lain, serta mengoptimalkan keberadaan Bandara Kertajati untuk beraktivitas lebih banyak. Salah satunya dengan penerbangan umrah. Ia meyakini pangsa pasar umrah akan lebih senang terbang langsung dari Kertajati ketimbang ke Cengkareng. “Nanti akan kita upayakan penerbangan umrah Jawa Barat semuanya dari Kertajati. Akan kita bicarakan dengan seluruh pihak. Karena pemerintah tidak bisa mengambil kebijakan secara sepihak. Jamaah pun akan lebih senang terbang dari sini,” kata Menhub Budi di sela agenda kunjungannya ke Bandara Kertajati, Rabu siang (9/1). Terkait rencana penerbangan haji 2019 yang direncanakan dilakukan di Kertajati, Budi juga optimistis akan terealisasi. Maskapai besar yang melayani haji seperti Garuda dan Saudi Airlines juga bisa terbang dan mendarat dari Kertajati. Sebab perpanjangan runway dari 2.500 meter ke 3.000 meter ditarget selesai akhir bulan ini. “Fasilitas di sini sudah hampir memadai seperti di Soekarno-Hatta. Runway sudah 3.000 (meter) akhir bulan ini. Pesawat 777 (Boeing) dan A380 (Airbus) juga bisa menggunakan bandara ini,” terangnya. Pengembangan aktivitas Bandara Kertajati di tahun 2019 ini juga ditargetkan terus bertambah. Di akhir tahun 2019 nanti, setidaknya sudah ada 100 flight yang dilayani di Bandara Kertajati. “Kalau sekarang baru 10-14 movement, nanti ahir tahun harus bisa sampai 100 movement,” tuturnya. Penerbangan kargo juga menjadi target lainnya dari peningkatan aktivitas penerbangan di Bandara Kertajati. Apalagi, dengan adanya Pelabuhan Patimban Subang yang terkoneksi langsung melalui jalan tol dengan Bandara Kertajati. Maka lalu lintas barang dari kawasan industri di kedua fasilitas bandara dan pelabuhan tersebut diyakini akan meningkat. Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menambahkan, pangsa pasar umrah di Jawa Barat cukup tinggi. Sekitar 600 ribu jamaah per tahun. Ia meyakini jika penerbangan umrah masyarakat Jawa Barat bisa dilakukan di Kertajati, maka aktivitas penerbangan dan keramaian di bandara akan meningkat berlipat-lipat dari kondisi sekarang. Selain itu, pihaknya juga menyiapkan strategi promosi wisata untuk menarik warga luar untuk berkunjung ke Ciayumajakuning dengan memanfaatkan fasilitas penerbangan di Bandara Kertajati. Potensi wisata alam, wisata sejarah, kuliner, dan lainnya yang dimiliki oleh Ciayumajakuning akan menjadi daya tarik tersendiri. “Saya akan cari endorser untuk membuat video promosi pariwisata Ciayumajakuning,” ujarnya. Dia menyebutkan, upaya Pemprov Jawa Barat dalam mendukung perkembangan sektor pariwisata di antaranya dengan menggelontorkan dana sedikitnya setengah triliun untuk menata dan merevitalisasi objek dan infrastruktur pariwisata di 40 titik wisata potensial di seluruh wilayah Jawa Barat, termasuk di antaranya ada di Ciayumajakuning. Sementara itu, pembangunan embarkasi haji sebagai salah satu penunjang pelaksanaan penerbangan haji dari Bandara Kertajati, sedang dikaji pemerintah provinsi untuk penentuan lokasinya. Menhub Budi Karya Sumadi pun menyarankan agar keberadaan embarkasi nantinya tak jauh dari bandara. Sejauh ini yang sudah mengajukan wilayahnya untuk dijadikan lokasi embarkasi haji adalah Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, dan Kota Cirebon. Menhub sendiri lebih condong agar embarkasi haji didirikan di wilayah Kertajati atau di Cirebon. Terkait pendiriannya, paling tidak dalam lima bulan ke depan sudah siap dibangun. “Saya dan gubernur ini sama-sama arsitek. Kita lihat saja lima bulan lagi sebelum musim haji itu sudah berdiri,” ungkapnya. Pernyataan Budi diiyakan Ridwan Kamil. Gubernur mengatakan usulan yang masuk dari daerah yang menginginkan agar didirikan embarkasi haji sedang dalam kajian. Ada beberapa usulan. Di antarnya di Majalengka atau dekat Kertajati. Ada juga bangunan eks aset pemprov yang saat ini dikelola Pemkot Cirebon. Yakni bangunan eks asrama haji atau Pusdiklatpri yang ada di Kota Cirebon. Bupati Majalengka Karna Sobahi mengaku siap untuk menghibahkan aset pemkab di wilayah Kabupaten Majalengka untuk kebutuhan penyediaan lahan pembangunan embarkasi. Hal ini tentunya menjadi peluang tersendiri bagi Kabupaten Majalengka agar embarkasi bisa membawa dampak positif bagi kemajuan daerah dan masyarakat. (azs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: