Takut Kesetrum, Warga Enggan Tebang Pohon

Takut Kesetrum, Warga Enggan Tebang Pohon

INDRAMAYU–Banyak pepohonan di sepanjang jalan raya Anjatan-Haurgeulis rawan tumbang. Warga maupun pengendara diminta untuk tetap waspada terutama saat melintasi jalan raya ketika kondisi cuaca buruk. Apalagi saat ini sedang musim penghujan dan kerap ada angin kencang. Bisa saja, pohon yang rawan itu tumbang dan mengancam keselamatan. Sebagai langkah antisipasi, biasanya warga yang bermukim di sepanjang jalan raya ramai-ramai melakukan pemangkasan dahan pohon besar. Tapi rupanya tradisi ini mulai kendor. Belakangan diketahui, warga enggan tebang pohon lantaran takut kesetrum. “Iya, mulai takut. Gara-gara kejadian kemarin ada yang meninggal akibat kesetrum saat pangkas pohon,” ujar Pandi, salah seorang warga. Ketakutan itu cukup beralasan. Mayoritas pepohonan tinggi di pinggir jalan raya posisinya berada di bawah kabel jaringan listrik PLN. Beberapa di antaranya malah sudah sama tinggi dengan tiang listrik. “Kalaupun dipangkas paling dahan yang di pinggir-pinggirnya saja. Pangkas dahan yang di atas gak berani,” ujarnya. Diapun akhirnya memilih menunggu sampai ada petugas PLN yang datang melakukan pemangkasan. Karena biasanya, PLN rutin melakukan penebangan batang pohon yang menempel dikabel atau jaringan listrik. Sebelumnya, Kuwu Limpas Tato mengungkapkan, tumbangnya pohon dipinggir jalan raya Anjatan-Haurgeulis kerap terjadi setiap kali datangnya musim penghujan. Seperti tahun sebelumnya, batang pohon Mahoni dipinggir jalan raya tepatnya di depan di tempat pemakaman umum (TPU) Ki Buyut Doglong ambruk. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, batang pohon berdiameter setengah meter dan panjang belasan meter itu itu menutupi badan jalan hingga membuat arus lalu lintas ditutup. Kendaraan dari arah utara maupun selatan mesti terpaksa dailihkan ke jalur lain. Butuh waktu hingga berjam-jam bagi puluhan warga beserta aparat Desa Limpas, anggota TNI AD dan Polisi untuk melakukan pemangkasan serta evakuasi batang pohon ditengah derasnya hujan. Dari peristiwa itu, pihaknya langsung membentuk tim pangkas batang pohon rawan tumbang. Sasarannya adalah pohon-pohon sepanjang jalan raya yang memang butuh pemangkasan karena terlalu tinggi dan rindang. Pohon dikhawatirkan roboh hingga menimpa permukiman warga maupun pengendara yang melintas di kawasan tersebut. Apalagi dari pantauannya, sebagian besar pohon jenis Mahoni di sepanjang jalan provinsi itu rawan patah dengan ketinggian lebih dari 10 meter. Mencegah kejadian berulang, Kuwu Tato berharap ada perhatian dari pihak yang bertanggungjawab. Pasalnya, memangkasnya butuh kendaraan khusus yang dilengkapi dengan tangga. Mobil bertangga diperlukan untuk memangkas dahan pohon yang berada paling atas. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: