Penjualan Turun 50 Persen

Penjualan Turun 50 Persen

Imbas Informasi Beredarnya Daging Impor Bermasalah MAJALENGKA – Beredarnya informasi tentang temuan Yayasan Lembaga Bantuan Konsumen Majalengka (YLBKM) terkait beredarnya daging impor yang diragukan kehalalannya, ternyata berdampak pada anjloknya penjualan daging sapi lokal di sejumlah pasar tradisional di Majalengka. Tak tanggung-tanggung, penurunan penjualan mencapai 50 persen bila dibandingkan dengan rata-rata penjualan pada hari-hari normal. Seperti diakui Diah, penjual daging di Pasar Jatiwangi. Kepada Radar Diah mengungkapkan, akibat isu beredarnya daging tidak layak edar, pendapatannya turun drastic hingga 50 persen. Bahkan dalam dua hari terakhir, stok daging sapi masih banyak, karena yang terjual hanya beberapa kilogram. Diah menjamin daging sapi lokal yang ia jual cukup higienis, bersih, sehat, dan dipotong berdasarkan ketentuan Islam (halal), karena memang didatangkan dari rumah potong yang sudah bersertifikasi halal. “Pengaruhnya sangat besar Mas. Meski yang dibidik daging sapi impor, namun tetap saja konsumen menganggap semua daging sapi bermasalah. Sehingga mereka ketakutan untuk membeli,” ujar Diah, kemarin (22/9). Hal senada diungkapkan Juju, pedagang daging di Pasar Leuwimunding. Ia mengaku penghasilannya turun tajam sejak isu tersebut muncul. Juju mengaku pendapatannya merosot hingga 30 persen akibat isu tersebut. “Isu itu memang beredar cepat di kalangan konsumen, sehingga saat ini kami sangat sulit untuk menjual daging sapi. Konsumen masih ragu-ragu untuk membeli daging sapi yang kami jajakan,” ujarnya. Terpisah, aktivis Mahasiswa Peduli Sindangkasih (Mapesi), M Hidayat mendesak pemerintah bergerak cepat menarik daging sapi di pasaran bila memang ada bukti kuat terkait beredarnya daging sapi impor bermasalah. Namun jika hal tersebut hanya isu, maka pemerintah harus segera menjelaskan dan jangan hanya berkutat pada opini yang membuat konsumen bingung. “Seharusnya jika memang benar ada, segera tarik dari pasaran. Tapi jika tidak ada, maka segera jelaskan dan sosialisasikan ke konsumen agar tidak merugikan para pedagang, terutama yang menjual daging sapi impor. Mereka terkena imbasnya,” ujarnya. (pai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: