Perjanjian Nuklir AS-Rusia Hadapi Kehancuran

Perjanjian Nuklir AS-Rusia Hadapi Kehancuran

GENEVA - Perjanjian kunci kontrol senjata nuklir semakin diragukan. Ini terlihat setelah AS dan Rusia saling menyalahkan karena mendorong perjanjian ke jurang kehancuran pada Selasa (15/1). Sebelumnya, diplomat senior dari kedua negara bertemu di Jenewa di tengah kekhawatiran yang meluas, atas nasib perjanjian bilateral nuklir jangka menengah. Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Oktober, negaranya akan menarik diri dari kesepakatan kecuali Rusia berhenti melakukan pelanggaran. Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin, mengancam akan mengembangkan rudal nuklir yang dilarang jika perjanjian dibatalkan. \"Pertemuan itu mengecewakan karena jelas Rusia terus melakukan pelanggaran material terhadap perjanjian dan tidak datang untuk menjelaskan bagaimana pihaknya berencana untuk kembali ke kepatuhan penuh dan dapat diverifikasi,\" Wakil Menteri AS, Andrea Thompson, dilansir laman CNA. \"Pesan kami jelas: Rusia harus menghancurkan sistem misilnya yang tidak patuh,\" tambahnya. Rusia akan menjadi tuan rumah negosiasi di Jenewa, dan delegasi Moskow dipimpin oleh wakil menteri luar negeri Sergei Ryabkov. Dia mengatakan, jika kesepakatan itu dibatalkan, tanggung jawab sepenuhnya berada di pihak Amerika. Dia menambahkan, para pihak telah gagal untuk menyetujui apa pun dan Washington tampaknya tidak berminat untuk negosiasi lebih lanjut. \"Kami dipaksa untuk mengakui bahwa tidak ada gerakan ke depan. Kami siap berdialog berdasarkan kesetaraan, saling menghormati, dan tanpa mengedepankan ultimatum,\" kata Ryabkov. Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, Washington akan mundur dalam waktu 60 hari dari perjanjian Perang Dingin yang membatasi senjata nuklir jarak menengah, jika Rusia tidak membongkar rudal yang diklaim AS melanggar kesepakatan. Termasuk sistem 9M729 Rusia, yang juga dikenal oleh penunjukan SSC-8. (der/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: