Praha: Kota yang Mengawasi Kegiatan Spionase China dan Rusia

Praha: Kota yang Mengawasi Kegiatan Spionase China dan Rusia

Kontra-intelijen Cheko telah mengeluarkan peringatan atas meningkatnya aktivitas spionase oleh Rusia dan China. Dicurigai, banyak mata-mata tersebut menggunakan samaran diplomatik. Laporan dari badan kontra-intelijen itu telah membuat marah presiden Cheko.

Kedua negara mengejar strategi jangka panjang untuk menjatuhkan Barat, menurut Badan Informasi Keamanan (BIS/Security Information Service)

Walau mata-mata China dan diplomat menempatkan “risiko yang sangat tinggi” terhadap warga Cheko, Moskow telah melanjutkan strategi medan perang hibridnya untuk mendapatkan pengaruh lebih terhadap anggota Uni Eropa dan NATO ini.

Distrik Bubenec di Praha adalah rumah bagi vila-vila indah, misi diplomatik, kedutaan Rusia, sebuah kafe bagus yang dijalankan oleh warga Rusia.

“Terima kasih,” ujar saya pada pelayan kafe, saat ia meletakkan sepoci teh hijau dan sepotong kue lemon.

“Sama-sama,” jawabnya pelan, dalam Bahasa Cheko berlogat Rusia.

Ada berapa banyak mata-mata di sini?

Saya membuka Laporan Tahunan BIS setebal 25 halaman, dan beralih ke seksi aktivitas konter-intelijen.

“Bagi warga negara Cheko, korps diplomatik Rusia tetap menjadi sumber risiko paling penting tentang kemungkinan berkontak dengan agen intelijen kekuatan asing,” tulis laporan tersebut.

Laporan itu menekankan suatu “pendekatan ekstensif terhadap penggunaan agen intelijen yang tidak diinfokan dengan samaran diplomatik.”

Kedutaan Rusia memperkerjakan 44 diplomat terakreditasi dan 77 staf pendukung sementara 18 orang lainnya, termasuk 8 diplomat, diperkerjakan oleh Konsulat Rusia di Brno dan Karlovy Vary.

Jumlah pasti mata-mata yang menggunakan samaran diplomat hanya diketahui oleh Moskow. Namun, secara pribadi para petugas Cheko yakin jumlahnya bisa mencapai 40 persen. Dengan kata lain, mereka berpikir banyak yang mungkin bekerja untuk intelijen Rusia atau mengoper informasi intelijen kepada mereka.

Tidak jauh dari kafe tadi terletak sebuah patung Marshal Konev, jenderal Rusia yang membebaskan Praha pada tahun 1945 dan kemudian menghancurkan Pemberontakan Hungaria pada tahun 1956.

Berjalan kaki sebentar akan membawa Anda melalui Alun-alun Pushkin, lalu ke Alun-alun Siberia dan ke satu sekolah menengah Rusia. Tak jauh dari situ ada Pusat Kebudayaan Rusia, konsulat Rusia dan kedutaan Rusia—yang kini menjadi masalah besar bagi pemerintahan Cheko.

Satu sumber diplomatik, yang berbicara dengan syarat anonimitas, mengatakan kehadiran diplomatik Rusia yang sangat besar juga menimbulkan ancaman terhadap Jerman dan Austria, tetangganya.

Jumlah besar yang tidak proporsional dari kendaraan diplomatik yang terdaftar ke kedutaan tidak bisa dihentikan atau diperiksa oleh polisi. Kendaraan-kendaraan itu bisa secara mudah bergerak ke sekeliling area Eropa yang bebas paspor Schengen.

“Siapa yang tahu tujuan mereka sebenarnya?” sumber saya berpikir, menambahkan bahwa Praha sekarang mulai “melawan”, menolak permintaan Rusia untuk pendaftaran kendaraan.

“Apa yang Rusia inginkan dari kami? Hal itu sulit untuk dijawab,” ujar Jaroslav Spurny, seorang jurnalis yang telah menulis tentang intelijen selama 30 tahun.

“Sebagian adalah pengaruhnya. Mereka membebaskan kami pada tahun 1945. Mereka ‘membebaskan’ kami lagi pada tahun 1968. Mereka masih memandang kami sebagai bagian dari pengaruh. Jadi pada tingkatan itu, hal ini cukup primitif,” jelasnya.

“Tapi kami juga bagian dari Uni Eropa dan NATO. Badan-badan intelijen Rusia sangat mengetahui dimana titik lemahnya, negara mana yang bisa dieksploitasi.”

“Orang-orang Hungaria—ya, hubungan dengan (Perdana Menteri) Orban tidaklah mulus. Orang-orang Polandia—hubungan dengan mereka tidak pernah baik.”

“Tapi dengan orang-orang Cheko itu berbeda. Mereka menduduki kami selama 20 tahun. Mereka mengenal kami. Mereka tahu bagaimana segalanya bekerja.”

Laporan BIS juga memperingatkan aktivitas spionase China yang gila-gilaan, terutama dalam bidang teknologi.

Peringatan berbeda datang bulan ini dari Badan Kemanan Siber dan Informasi Nasional Cheko, tentang raksasa teknologi informasi China, Huawei.

“Pendekatan China bersifat de facto seperti hibrid yang dilakukan Rusia,” ujar badan intelijen, menambahkan bahwa karir diplomat China dan pengusaha sama-sama memiliki risiko sebagai agen mata-mata.

China, tulis laporan itu, dikatakan memiliki tiga tujuan:

Menggunakan entitas Cheko untuk melemahkan persatuan Uni Eropa.
Aktivitas intelijen yang menargetkan menteri-menteri penting Cheko.
Memata-matai bidang ekonomi dan teknologi.Praha: Kota yang Mengawasi Kegiatan Spionase China dan Rusia
Laporan itu telah memicu perseteruan besar antara BIS dan Presiden Cheko Milos Zeman, yang telah menjadikan pembukaan kepada Moskow dan China sebagai pokok utama kepresidenannya.

Presiden Zerman menjabarkan BIS sebagai “orang-orang bodoh” dan laporan itu sebagai “racauan”, memicu kecaman publik yang jarang terjadi dari direktur BIS.

Kecaman itu dibalas oleh juru bicara kepresidenan Jiri Ovcacek, yang mengatakan pada BBC: “Sangatlah tidak bisa diterima untuk seorang direktur dinas rahasia dari suatu negara Barat berusaha menikmati pendulangan poin politik.”

Pengritik menuduh presiden secara sengaja berupaya untuk melemahkan badan intelijennya sendiri. Dan orang dalam mengklaim bahwa BIS saat ini menyimpan informasi sensitif karena itu akan membocorkan musuh-musuh negara itu.

Masalah khususnya adalah, ujar mereka, dua penasihat terdekat presiden, tidak memiliki cukup akses keamanan untuk melihat dokumen-dokumen rahasia.

Salah satunya adalah mantan kepala raksasa minyak Rusia cabang Cheko, Lukoil, dan adalah pemain kunci dalam kampanye kepresidenan Zerman.

Kantor kepresidenan secara tegas membantah klaim ini.

“Kami tentunya tidak ingin orang-orang untuk berasumsi bahwa setiap warga Rusia berpotensi sebagai mata-mata,” ujar juru bicara BIS Ladislav Sticha.

“Apa yang kami katakan adalah ini: jangan memberikan informasi sensitif kepada orang-orang yang tidak Anda kenal. Yang kami advokasi adalah akal sehat.” (bbc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: