Dampak Perang Dagang dengan AS, Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Melambat

Dampak Perang Dagang dengan AS, Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Melambat

BEIJING - Di tengah perang utang dan dagang dengan Amerika Serikat (AS), ekonomi Tiongkok tumbuh pada tingkat paling lambat dalam hampir tiga dekade pada 2018. Ekonomi terbesar kedua di dunia itu mencatat pertumbuhan 6,6 persen tahun lalu dan 6,4 persen pada periode Oktober-Desember. Tingkat pertumbuhan September-Desember adalah ekspansi terlemah sejak krisis keuangan, menambah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global yang lebih tajam. Secara triwulanan, produk domestik bruto naik 1,5 persen pada Oktober-Desember, dibandingkan tiga bulan sebelumnya. Para pembuat kebijakan Tiongkok diperkirakan akan meningkatkan dukungan untuk ekonomi guna mencegah pelambatan yang lebih tajam. Tetapi para analis mengatakan, kegiatan ekonomi mungkin tidak stabil sampai musim panas. Tekanan pada Beijing akan bertambah seiring upaya pencapaian kesepakatan dengan Washington untuk mengakhiri perang dagang. \"Tiongkok memiliki ruang yang luas untuk dukungan kebijakan makro,\" kata Ning Jizhe, kepala Biro Statistik Nasional, Dilansir CNA. Dia menambahkan, Tiongkok memiliki kepercayaan diri dan kapasitas untuk mencapai pertumbuhan yang wajar tahun ini. Meski sempat melambat, ia menyebutkan tanda stabilisasi mulai muncul sepanjang tahun 2019. Ning juga mengatakan, perang perdagangan Tiongkok-AS telah mempengaruhi ekonomi Tiongkok. Namun, dampak pada pertumbuhan dapat dikelola dengan baik. \"Konsumsi akhir menyumbang 76,2 persen dari pertumbuhan ekonomi China pada 2018, sementara pembentukan modal menyumbang 32,4 persen dari pertumbuhan,\" kata Ning. Angka-angka itu dibandingkan dengan proporsi bersama sebesar 58,8 persen untuk konsumsi dan 32,1 persen untuk pembentukan modal pada tahun 2017. Tingkat pengangguran Tiongkok adalah 4,9 persen pada akhir Desember, sedikit naik dari 4,8 persen pada November. Sepanjang tahun 2018, pemerintah mencatat ada 13,61 juta lapangan pekerjaan baru. (der/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: